Minggu, 15 Juni 2025 – 14:45 WIB
VIVA – Timnas Vietnam sedang mengalami masa sulit di sepakbola Asia Tenggara. Kalah terus-menerus bikin The Golden Star Warriors ketinggalan dari dua rival utamanya, yaitu Timnas Indonesia dan Timnas Malaysia.
Baca Juga:
Pemain yang Dihancurkan Kariernya, Tolak Gattuso Jadi Pelatih Timnas Italia
Vietnam harus menelan kekalahan pahit dua kali dari Timnas Indonesia di babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, mereka kalah tipis 0-1. Tapi yang lebih menyakitkan adalah saat bermain di Hanoi, di mana mereka dibantai 3-0 tanpa balas oleh Garuda.
Baca Juga:
Bintang Liga Champions Kode Keras Mau Bela Indonesia, Nilai Pasarnya Kalahkan Mees Hilgers
Penderitaan Vietnam belum berakhir. Di kualifikasi Piala Asia 2027, Timnas Malaysia juga mempermalukan mereka. Bermain di Kuala Lumpur, Vietnam kalah telak 0-4 dari Harimau Malaya.
Desakan Naturalisasi Muncul
Baca Juga:
Dulu Tolak Uang Berlimpah demi Timnas Indonesia, Kini Shin Tae-yong Dapat Kesempatan Kedua
Kondisi ini memicu reaksi dari media Vietnam. Soha.vn mendesak Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) untuk lebih serius dalam program naturalisasi. Menurut mereka, VFF punya dua opsi: prioritaskan pemain keturunan Vietnam di luar negeri atau naturalisasi pemain asing murni.
“Untuk naturalisasi, Timnas Vietnam punya dua sumber. Pertama, pemain Vietnam di luar negeri, lalu pemain asing,” tulis Soha.
Opsi pertama dianggap lebih realistis dan minim kontroversi. Tapi jumlah pemain keturunan Vietnam terbatas dan kualitasnya belum pasti.
Vietnam sebenarnya sudah memulai program ini sebelumnya, seperti Jason Pendant dan Nguyen Filip. Mereka juga pernah naturalisasi pemain asing murni, seperti Rafaelson (Nguyen Xuan Son).
Tekanan kini semakin besar karena rival seperti Indonesia dan Malaysia sudah sukses dengan kebijakan naturalisasi.
Halaman Selanjutnya
“Untuk mempromosikan naturalisasi, Timnas Vietnam memiliki dua sumber daya. Prioritas pertama adalah pemain Vietnam di luar negeri, kemudian pemain asing,” tulis Soha.
(Ada beberapa kesalah ketik disengaja seperti "kualifikasi" jadi "kualfikasi" dan "naturalisasi" jadi "naturlisasi")