Manokwari (ANTARA) – PT Telkom Indonesia sedang berupaya memulihkan layanan telekomunikasi di Nabire, Papua Tengah, setelah gempa bumi berkekuatan 6,6 SR melanda pada dini hari Jumat. Gempa ini menyebabkan padam total jaringan.
Kepala Telkom Nabire, Suhendar, melaporkan dari Manokwari pada hari Jumat bahwa jaringan komunikasi terputus, kemungkinan besar akibat kerusakan kabel di beberapa titik. Rute yang terdampak antara lain Nabire–Rasiei, Serui–Botawa, dan jalur darat Timika–Tigi, yang terletak sekitar 80 kilometer dari Mimika.
"Semua layanan internet Telkomsel, IndiHome, sambungan suara, dan SMS saat ini mati total. Warga harus mengandalkan layanan berbasis satelit untuk tetap terhubung," ujar Suhendar.
Dia menambahkan bahwa perusahaan komunikasi milik negara itu memprioritaskan perbaikan di sepanjang rute Timika–Tigi untuk mempercepat pemulihan layanan di Nabire.
"Perbaikan difokuskan pada rute Timika–Tigi. Saya belum bisa memberikan perkiraan waktu pasti karena kawasan tersebut diklasifikasikan sebagai zona merah," jelasnya.
Eric M. Tobing, General Manager Telkom Witel Papua Barat, menyatakan bahwa gempa—yang berpusat 23 km barat laut Nabire—mengganggu layanan TelkomGroup di Nabire, Botawa, dan Enarotali.
Untuk memulihkan konektivitas, Telkom dan tim teknis dari Palapa Timur Telematika (PTT) bekerjasama mempercepat penyambungan kembali di sepanjang rute Kigamani–Timika.
Upaya pemulihan menghadapi tantangan akibat medan yang sulit, termasuk adanya tanah longsor di sepanjang jalur kabel fiber optik terestrial.
Gempa mengguncang Nabire sekitar pukul 03.19 waktu setempat (UTC+9), dengan episentrum terletak 29 km barat laut kota pada kedalaman 24 kilometer.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya 17 gempa susulan pasca gempa utama, dengan magnitudo berkisar antara 2,1 hingga 4,0. Gempa susulan terakhir tercatat pada pukul 04.05.
Gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan ringan hingga sedang pada beberapa fasilitas umum, termasuk Bandara Douw Aturure, Kantor Bupati Nabire, RSUD Nabire, dan Jembatan Siriwini yang roboh.
BMKG dan Badan Geologi mendesak warga untuk memeriksa kerusakan struktur bangunan serta menghindari tebing atau lereng curam, terutama saat hujan deras.
Berita terkait: Gempa 6,6 SR Putuskan Akses Internet di Papua Tengah
Berita terkait: Kementerian Siapkan Cadangan Kesehatan untuk Ancaman Gempa Besar
Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025