Teknologi Nuklir Dapat Meningkatkan Ketahanan Pangan: BRIN

Jakarta (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penggunaan teknologi berbasis nuklir untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.

Menurut Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Syaiful Bakhri, teknologi nuklir punya peran penting dalam keamanan pangan, terutama untuk memperpanjang umur simpan produk, menjaga kandungan nutrisi, dan melindungi dari mikroba serta hama.

“Penggunaan teknologi, termasuk nuklir, bukan lagi sekadar pelengkap, tapi menjadi tulang punggung untuk memastikan pangan Indonesia tidak hanya cukup jumlahnya, tapi juga unggul kualitasnya,” kata Bakhri dalam pernyataan resmi Sabtu lalu.

Ia menambahkan bahwa teknologi nuklir juga terbukti efektif mengurangi kehilangan pangan.

Saat ini, Indonesia sudah memiliki kompetensi dan fasilitas memadai di bidang ini, termasuk Kawasan Sains dan Teknologi G.A. Siwabessy di Jakarta.

Kawasan ini terbagi menjadi tujuh pusat riset dengan 506 peneliti.

Pusat riset tersebut fokus pada: teknologi proses radiasi, teknologi akselerator, bahan nuklir dan limbah radioaktif, teknologi analisis berkas nuklir, teknologi reaktor nuklir, radioisotop, radiopharmaceutical, biodosimetri, serta keselamatan nuklir, metrologi, dan teknologi kualitas.

Kepala Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi, Irawan Sugoro, menjelaskan bahwa teknologi iradiasi bisa menjaga kualitas makanan tanpa mengubah rasa, tekstur, atau nutrisinya.

Ia menyebut teknologi ini sudah banyak dipakai untuk uji non-destruktif dan sterilisasi alat medis, khususnya di sektor pertambangan dan kesehatan.

“Tantangan terbesar masih penerimaan masyarakat. Stigma kata ‘radiasi’ jadi penghalang, meski aplikasinya sudah terbukti aman dan digunakan di banyak negara maju,” ujar Sugoro.

Peneliti BRIN, Murni Indarwatmi, juga menyoroti manfaat iradiasi untuk memperkuat ekspor pangan, terutama memenuhi syarat ketat negara tujuan seperti Australia.

“Iradiasi untuk tujuan fitosanitasi memungkinkan pengendalian hama tersembunyi seperti lalat buah dan kutu putih, tanpa perlu perlakuan manual yang mahal dan lama. Ini sangat relevan untuk buah ekspor seperti mangga dan manggis,” jelasnya.

MEMBACA  Pameran Pendidikan Internasional Terbesar 2025 oleh ICAN Education Kembali Hadir di Bekasi

Teknologi iradiasi juga bisa dipakai untuk sterilisasi produk herbal, daging olahan, dan komponen makanan, seperti bubuk cabai di mie instan, secara efisien.

“Dengan daya penetrasi tinggi dan proses tanpa kontak langsung, iradiasi memungkinkan perlakuan efisien dan higienis, bahkan untuk produk yang sudah dikemas,” kata Indarwatmi.

Berita terkait: