Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan optimis program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bisa menjangkau 100 juta orang tahun ini, mengingat laju program saat ini dan rencana peluncuran di sekolah pada Agustus.
Dalam konferensi pers Kamis, Dirjen Kesehatan Primer dan Masyarakat, Maria Endang Sumiwi, menyatakan bahwa dalam sebulan terakhir, 200 ribu orang per hari telah ikut program ini.
“Kami berharap bisa mencapai 5–6 juta (peserta per bulan), sehingga dalam sisa bulan (tahun 2025), masih ada 6 atau 7 bulan, kami bisa dapat tambahan 30–40 juta. Itu setengah dari target,” tambahnnya.
Selain itu, sekitar 50 juta pelajar akan terjangkau begitu CKG diluncurkan di sekolah-sekolah, yang kemungkinan bisa membawa total peserta jadi 100 juta, jelasnya.
Sumiwi mengatakan program ini bertujuan mengubah pola pikir masyarakat tentang skrining kesehatan dengan mendorong pemeriksaan rutin dan perbaikan gaya hidup untuk cegah penyakit yang bisa dihindari.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan sejak diluncurkan pada Februari 2025, setidaknya 8,7 juta orang telah mendaftar untuk check-up, dan 8,2 juta telah menggunakan layanan.
Menkes menginformasikan tiga provinsi dengan cakupan tertinggi—Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Dari sisi gender, lebih banyak wanita yang manfaatkan layanan ini dibanding pria.
Sementara itu, Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden (PCO), Prita Laura, menyatakan program skrining kesehatan di Indonesia termasuk terbesar di dunia karena targetnya mencakup 280 juta warga dalam lima tahun.
Ia menambahkan, anggaran Rp4,7 triliun (sekitar US$289,8 juta) mencerminkan posisinya sebagai kebijakan prioritas nasional di Indonesia.
Berita terkait: Cek kesehatan gratis salah satu program kesehatan terbesar dunia, kata PCO
Berita terkait: Program Cek Kesehatan Gratis melayani masyarakat rentan penyakit tidak menular
Penerjemah: Mecca Yumna, Raka Adji
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025