Target Reboisasi Indonesia 12,7 Juta Hektar Diperkenalkan pada COP30

Yogyakarta (ANTARA) – Kementerian Kehutanan kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk merehabilitasi 12,7 juta hektar lahan hutan pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30) di Belém, Brasil.

Dalam pernyataan yang dikutip pada Kamis, Penasihat Utama Menteri Kehutanan, Silverius Oscar Unggul, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menerapkan kehutanan regeneratif sebagai bagian dari upaya mencapai target tersebut.

“Agroforestri regeneratif adalah jalan tengah terbaik, di mana kita bisa memulihkan hutan dan sekaligus menstimulasi ekonomi masyarakat,” ujarnya dalam sesi COP30 bertajuk “Kemitraan Selatan-Selatan untuk Perubahan Iklim—Mendorong Rantai Nilai Hijau.”

Dalam acara yang dihadiri perwakilan Brasil dan Tiongkok itu, dia menjelaskan bahwa pendekatan regeneratif bertujuan memulihkan ekosistem hutan sambil meningkatkan mata pencaharian dengan menanam pohon kayu di samping tanaman bernilai ekonomi seperti kopi, kakao, dan pala.

Unggul menekankan bahwa Indonesia siap membantu mengembangkan rantai nilai hijau global dan memperkuat solidaritas antar negara tropis dalam menghadapi dinamika regulasi global, dengan menekankan pentingnya kerjasama yang erat.

“Tidak akan ada transformasi hijau tanpa kolaborasi. Sangat penting bagi negara produsen dan konsumen untuk menyelaraskan langkah menuju perdagangan yang bebas deforestasi,” paparnya.

Lebih lanjut, perwakilan Indonesia itu menyoroti perlunya memastikan bahwa standar dan mekanisme global mengenai keberlanjutan lingkungan mempertimbangkan kepentingan masyarakat lokal.

“Transisi hijau harus adil. Kita tidak boleh meninggalkan petani kecil dan komunitas tradisional dalam agenda besar ini,” tegasnya.

Pada sesi yang sama, Tiongkok menyoroti perannya sebagai negara produsen dengan memamerkan kemajuan dalam perdagangan hijau, termasuk komitmen dari lebih dari 100 perusahaan untuk menghilangkan deforestasi dan konversi ekosistem dari rantai pasokan mereka pada 2030.

Kemajuan ini membuka jalan bagi kerjasama yang lebih kuat dengan Indonesia, yang memainkan peran penting sebagai konsumen dan mitra dalam sumber daya berkelanjutan.

MEMBACA  Judul dalam Bahasa Indonesia: Yang Perlu Diketahui Saat Penerbangan Air Canada Ditangguhkan dan Pramugari Mogok Kerja (Tata letak visual dapat disesuaikan dengan font yang jelas, spasi yang seimbang, dan penekanan pada kata kunci seperti "ditangguhkan" dan "mogok kerja" untuk estetika yang baik.)

Berita terkait: RI janjikan kemitraan keuangan inklusif bagi masyarakat adat

Berita terkait: Pemerintah tekankan harmonisasi dalam pembiayaan hutan tropis

Berita terkait: Indonesia klaim kembali hutan yang dirampas di habitat gajah Bengkulu

Penerjemah: Arnidhya N, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025