Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengadopsi konsep pembangunan ekonomi Sumitronomics untuk membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada 2029.
Konsep ini, yang dikembangkan oleh ekonom Indonesia Sumitro Djojohadikusumo—ayah almarhum dari Presiden Prabowo Subianto—berfokus pada tiga pilar utama: pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan pembangunan, dan stabilitas nasional yang dinamis.
Dalam pidatonya di sidang paripurna kelima DPR pada Selasa, Purbaya mengakui bahwa target pertumbuhan 8 persen tersebut ambisius, tapi masih realitis jika pemerintah konsisten menjalankan strateginya.
Ia menekankan bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 telah dirancang sebagai katalis untuk pertumbuhan. Pemerintah bertujuan untuk mempercepat aktivitas ekonomi, menstimulasi sektor riil, dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Anggaran negara akan mendukung sektor swasta, yang tetap menjadi mesin utama pertumbuhan. Sektor-sektor bernilai tinggi juga akan diprioritaskan, sembari menjaga ketahanan sektor strategis yang telah terbukti tangguh di bawah tekanan ekonomi.
"Pertumbuhan sektor-sektor tangguh seperti pertanian, manufaktur, industri padat karya, dan pariwisata akan terus didukung pada tingkat tinggi untuk berkontribusi secara optimal bagi penciptaan lapangan kerja," ujarnya.
Selain itu, pemerintah terus memperkuat downstreaming sumber daya alam dan menawarkan insentif fiskal, termasuk tax holiday dan super tax deduction untuk penelitian, pelatihan, dan pengembangan di kawasan ekonomi khusus. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat investasi di sektor-sektor bernilai tambah tinggi dan meningkatkan peran Indonesia dalam rantai pasok global.