Target Penyelesaian PLTSa di 33 Kota pada 2027, Menurut Menteri

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menargetkan proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di 33 kota di Indonesia akan selesai paling lambat akhir tahun 2027.

Dalam acara ESG Now Awards 2025 di Jakarta pada hari Kamis, Hasan menegaskan bahwa dia telah mendapat lampu hijau dari Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pengelolaan sampah di perkotaan dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan.

Presiden Prabowo baru-baru ini menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang pengelolaan sampah perkotaan melalui pengolahan sampah menjadi energi. Peraturan itu menyatakan bahwa sampah yang diolah menjadi energi tidak terbatas pada listrik, tetapi juga bahan bakar terbarukan dan produk lainnya.

Menteri itu mencatat bahwa sebelum peraturan tersebut diterbitkan, kementeriannya sudah memulai proyek pemasangan insinerator di beberapa kota.

Menurut dia, setiap fasilitas PLTSa akan mampu mengolah sekitar 2.000 ton sampah per hari.

Hasan lebih lanjut menekankan bahwa proyek PLTSa ini digagas sebagai bagian dari program prioritas Presiden dalam menangani masalah sampah nasional.

Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan 34,7 juta ton sampah pada tahun 2024, berdasarkan laporan dari 328 kabupaten dan kota. Dari total itu, volume sampah yang tidak terkelola mencapai 23,4 juta ton.

Otoritas pengelola investasi nasional, Danantara Indonesia, sebelumnya menyatakan bahwa proyek PLTSa akan diluncurkan pada akhir tahun 2025.

Kepala Petugas Investasi (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menyatakan bahwa pada tahap awal, pembangkit PLTSa akan dibangun di 10 kota.

Dia mencatat bahwa proyek ini menarik minat tinggi dari investor, dengan lebih dari 120 perusahaan nasional dan multinasional yang mendaftar untuk berpartisipasi.

MEMBACA  Layanan Pertama Mengumumkan Hasil Kuartal Kedua pada 25 Juli 2024 oleh Investing.com

Dalam hal ini, Danantara Indonesia saat ini sedang dalam proses pemilihan konsorsium dengan kapasitas dan kemampuan terbaik.