Jakarta (ANTARA) –
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia ingin meraih transaksi potensial hingga 8 juta dolar AS di ajang Food Ingredients Europe (FIE) 2025 di Paris. Ini merupakan bagian dari upaya memperluas kehadiran global industri rumput laut Indonesia yang berkembang pesat.
Machmud, Pelaksana Tugas Dirjen Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, menyampaikan bahwa Indonesia menghadirkan “Indonesia Seaweed Pavilion” yang menampilkan enam eksportir produk olahan rumput laut di pameran bahan tambahan pangan terbesar dunia tersebut.
“Keikutsertaan Indonesia di FIE menegaskan bahwa produk rumput laut kita dapat bersaing di tingkat global,” ujarnya dalam pernyataan pada hari Selasa.
Dia mengatakan rumput laut Indonesia, yang sering disebut sebagai “emas hijau” kepulauan ini, punya potensi diversifikasi yang luas. Mulai dari karagenan dan agar-agar — agen pembentuk gel berbasis rumput laut — hingga bahan baku untuk makanan, farmasi, kosmetik, dan keperluan industri.
Indonesia mencatat ekspor rumput laut senilai 264,6 juta dolar AS dari Januari hingga Oktober 2025, dengan kontribusi terbesar dari rumput laut kering dan karagenan. Tiongkok tetap menjadi pasar utama dengan nilai 183,6 juta dolar AS, disusul oleh Uni Eropa dengan 27,3 juta dolar AS.
Uni Eropa adalah pasar ekspor agar-agar terbesar bagi Indonesia, menyumbang 4 juta dolar AS (25,6 persen), dan pasar kedua terbesar untuk karagenan sebesar 20,3 juta dolar AS (21,8 persen). Tiongkok terus memimpin permintaan untuk rumput laut kering senilai 138,2 juta dolar AS.
Di FIE 2025, kementerian bekerja sama dengan Swiss Import Promotion Program (SIPPO) untuk mengumpulkan informasi pasar mengenai tren konsumen, spesifikasi produk, perkembangan teknologi, dan preferensi Eropa terhadap turunan rumput laut.
Delegasi Indonesia juga menghadiri Fi Europe Partner Meeting guna mendiskusikan regulasi ekspor dan mengeksplorasi peluang untuk memperluas akses pasar.
Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohammad Oemar, menyatakan bahwa kemajuan dalam negosiasi CEPA Indonesia-UE dapat membantu menghilangkan hambatan tarif dan memperkuat daya saing produk karagenan dan agar-agar Indonesia.
Enam perusahaan Indonesia yang berpameran di paviliun itu adalah: Surya Indoalgas, Hakiki Donarta, Agar Swallow, Karagen Indonesia, Agalindo Perdana, dan Rote Karaginan Nusantara.
Berita terkait: Sektor rumput laut Indonesia menarik minat investor yang kuat: pejabat
Berita terkait: Indonesia memprioritaskan rumput laut di tengah permintaan global yang melonjak
Penerjemah: Ida Nurcahyani, Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025