Tangguh Menghadapi Guncangan Harga Minyak Akibat Ketegangan Israel-Iran: Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Indonesia yakin bisa menghadapi gejolak harga minyak global setelah serangan Israel ke Iran, kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot Tanjung.

Menurut Tanjung, Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas dalam negeri untuk mengurangi dampak gejolak internasional terhadap stabilitas pasokan energi domestik.

"Indonesia mengejar ketahanan energi; kami berusaha meningkatkan produksi minyak dan gas dalam negeri," ujarnya di sini pada Jumat.

Saat ini, produksi minyak Indonesia telah mencapai 610 ribu barel per hari (BPD), melebihi target Anggaran Negara sebesar 605 ribu BPD.

"Sekarang rata-ratanya di atas 600 ribu barel. Bulan ini sudah lebih dari 610 ribu barel," jelasnya.

Berita terkait: Indonesia kutuk serangan Israel ke Iran, desak pengendalian diri

Dengan demikian, terjadi kenaikan produksi dibandingkan kuartal pertama 2025, yang hanya 580 ribu BPD.

Sebelumnya, Israel mengaku menyerang puluhan target militer di Iran, termasuk fasilitas nuklir. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan operasi militer akan terus berlanjut sampai ancaman hilang.

Menurut RIA Novosti, Israel juga menargetkan sejumlah pemimpin militer Iran.

Sementara itu, portal berita Israel Ynet mengklaim bahwa pemimpin militer Iran, termasuk kepala staf umum, dan beberapa ilmuwan nuklir mungkin tewas dalam serangan tersebut.

Ketegangan di Timur Tengah mendorong harga minyak global naik ke kisaran $72–73 per barel, lebih tinggi dari harga rata-rata Minyak Mentah Indonesia (ICP) sebesar $65,29 per barel.

Berita terkait: Serangan Israel ke Iran langgar hukum internasional: Indonesia

Penerjemah: Putu Indah Savitri, Yashinta Difa
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Aset Perbankan Syariah Tembus Rp967,33 T, Tumbuh 7,83%