Tanggap Bencana Sumatra Jadi Operasi SAR Terbesar Tahun Ini

Jakarta (ANTARA) – Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) menyatakan bahwa operasi pencarian dan pertolongan yang berlangsung untuk bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat melibatkan penempatan personel dan aset terbesar mereka pada tahun 2024–2025.

Dalam rapat dengan Komisi V DPR RI pada Senin, Kepala Basarnas Mohammad Syafii mengatakan penempatan besar-besaran ini dilakukan setelah evaluasi di hari keempat tanggap darurat. Evaluasi menunjukkan bahwa jalur darat tidak dapat dipulihkan dengan cepat, sehingga sebagian besar distribusi bantuan dan evakuasi harus mengandalkan operasi udara.

Basarnas telah menurunkan lebih dari 6.000 personel SAR untuk operasi tanggap bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, yang terkena dampak bencana hidrometeorologi sejak 25 November 2025.

“Mengingat wilayah cakupannya sangat luas, jumlah personel kami sangat tidak mencukupi. Oleh karena itu, selain personel Basarnas yang diperkuat oleh kantor SAR dari berbagai daerah, kami juga melibatkan personel SAR potensial, serta dukungan dari TNI, Polri, dan relawan,” jelas Syafii.

Dia menerangkan bahwa di Provinsi Aceh, total 389 personel dikerahkan, terdiri dari 165 personel Basarnas dan 224 personel SAR potensial. Mereka menangani banjir dan tanah longsor di daerah yang masih terputus aksesnya, termasuk Aceh Utara, Bireuen, Pidie, dan dataran tinggi tengah.

Di Sumatera Utara, kekuatan yang dikerahkan jauh lebih besar, dipimpin oleh Kantor SAR Medan, didukung 121 personel Basarnas, dan diperkuat oleh 5.378 personel SAR potensial dari berbagai instansi.

Total kekuatan SAR mencapai 5.500 personel, menjadikannya operasi terbesar di antara tiga provinsi, mengingat kerusakan yang luas di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Mandailing Natal, dan Humbang Hasundutan.

Sementara di Sumatera Barat, Kantor SAR Padang menurunkan 128 personel, didukung oleh kekuatan tambahan dari kapal dan helikopter Basarnas.

MEMBACA  Mahasiswa Internasional Absen dari Kampus Musim Gugur Ini — Ekonomi Lokal Rugi hingga $1 Miliar

Hal ini membuat total gabungan personel dalam operasi SAR menjadi lebih dari 150 orang, yang fokus menangani tanah longsor dan banjir bandang di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Pesisir Selatan, serta kota/kabupaten lainnya.

Sementara itu, peralatan SAR yang dikerahkan terdiri dari tiga helikopter, 10 drone termal, tiga kapal, 61 perahu karet, 26 truk, 29 kendaraan roda ganda, dan 34 sepeda motor trail yang berasal dari Markas Besar Basarnas di Jakarta, serta Kantor SAR di Aceh, Medan, Nias, Padang, Tanjung Pinang, Pekanbaru, Bengkulu, Jambi, Mentawai, dan Palembang.

Syafii memastikan bahwa kekuatan ini dapat terus bertambah, karena Basarnas terus memobilisasi bantuan dari kantor SAR terdekat, termasuk tambahan kapal, helikopter, dan peralatan pendukung untuk menjangkau daerah yang terisolasi.

Berita terkait: Banjir Sumatera: Pemerintah siapkan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi

Berita terkait: Militer terjunkan bantuan darurat ke area Sibolga terdampak banjir

Berita terkait: Banjir Sumatera: Prabowo tinjau dapur umum di Tapanuli Tengah

Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025