Sutradara Thailand Puji Festival Sinema Dunia Jakarta 2025

Jakarta (ANTARA) – Sutradara asal Thailand, Nawapol Thamrongrattanarit, memuji festival Jakarta World Cinema (JWC) 2025. Ia menyebut acara ini sebagai platform langka yang menghadirkan film-film terbaik dunia di Asia Tenggara.

“Festival ini luar biasa. Saya iri. JWC menayangkan film-film terbaik dari festival ternama di dunia—hal yang susah ditemukan di negara saya,” kata Nawapol, Minggu.

Nawapol mengikuti festival ini untuk mempresentasikan filmnya, Human Resource, yang diputar lima kali dengan tiket terjual habis.

Berlangsung hingga 4 Oktober, JWC 2025 menampilkan puluhan film internasional ternama yang sebelumnya tayang di festival-film besar.

Pemutaran film dilakukan secara langsung di CGV Grand Indonesia dan online melalui KlikFilm, sehingga penonton di seluruh Indonesia bisa ikut menonton.

Selain film internasional, JWC juga mempersembahkan empat film orisinil Indonesia dalam program “KlikFilm Special Presentation”. Salah satunya adalah Gelap Mata, drama suspensi dengan unsur aksi dan komedi yang disutradarai Aji Dewabrata.

“Ini adalah cerita personal yang saya tulis sendiri,” ujar Aji dalam konferensi pers. Film ini mengeksplorasi keserakahan dan kekacauan di sebuah rumah Jakarta yang terbengkalai, dengan metafora “tikus” yang berpesta di ruang-ruang yang terlupakan. Film ini dibintangi Adzana Ashel, Taskya Namya, dan Imelda Therinne.

Sutradara Robby Ertanto memperkenalkan Lavender Marriage, drama yang dibintangi Lutesha dan Maxime Bouttier. Film ini mempertanyakan norma masyarakat dan arti kejujuran dalam suatu hubungan.

Festival ini juga menampilkan Period of Her, sebuah film omnibus empat bagian oleh sutradara perempuan muda Sarah Adilla, Erlina Rakhmawati, Praditha Blifa, dan Linda Andriyani.

“Setiap film pendeknya menyoroti isu-isu perempuan,” kata Blifa.

Aktris Ika Diharjo membintangi Serikat Patahati, film yang menghubungkan tarian tradisional Jawa dengan tema cinta muda.

MEMBACA  Rekomendasi Alat Pemutar Ulang AI Terbaik di Indonesia!

Terakhir, diperkenalkan juga film Mimpi Keluarga Sempurna, film debut dari alumni Jogja Film Academy yang disutradarai M Bagas Satrio.

Penyelenggara berharap film-film ini dapat membantu membentuk masa depan perfilman Indonesia.

Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan festival film internasional seperti Jakarta World Cinema (JWC) bisa menginspirasi para pembuat film lokal untuk meningkatkan standar dan memperkuat ekosistem film Indonesia.

Fadli mengatakan, terpapar dengan film-film yang diakui dunia bisa menjadi tolok ukur bagi para kreator Indonesia.