Surplus Perdagangan Indonesia Buktikan Ketangguhan UMKM

Jakarta (ANTARA) – Indonesia mencatat surplus perdagangan kumulatif sebesar US$29,14 miliar dari Januari hingga Agustus 2025. Kementerian Perdagangan menyatakan hal ini berkat ketangguhan pelaku usaha lokal, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian kita,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Shoffan Shofwan. Ia mencatat kontribusi UMKM mencapai 60,51 persen terhadap PDB dan menyerap tenaga kerja sebanyak 120,59 juta orang, atau sekitar 97 persen dari total angkatan kerja.

Dengan usaha mikro yang mencakup 99,62 persen dari seluruh perusahaan, potensi sektor UMKM diproyeksikan mencapai US$135 miliar pada tahun 2025.

Untuk memperkuat UMKM, terutama yang menargetkan ekspor, kementerian meningkatkan upaya peningkatan kapasitas, mengintegrasikan informasi perdagangan global, serta mendorong perdagangan elektronik (e-commerce).

Kementrian juga meluncurkan program UMKM BISA Ekspor, yang menyediakan pendampingan, *business matching*, dan kesempatan *pitching*.

Dari Januari hingga September 2025, program ini telah memfasilitasi transaksi UMKM senilai US$108,82 juta dan menyelenggarakan 501 acara *business matching* yang melibatkan lebih dari 1.000 UMKM.

Selain itu, kementerian mendorong pembelian produk lokal melalui perluasan akses pembiayaan dan kampanye nasional seperti Bangga Buatan Indonesia (BBI) untuk meningkatkan visibilitas merek dan permintaan dalam negeri.

Berita terkait: Indonesia pacu UMKM bersaing dengan produk impor lewat branding kreatif

Berita terkait: Lula dari Brasil sebut perdagangan dengan Indonesia bisa tumbuh di atas $6 miliar

Penerjemah: Putu Indah, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Presiden terpilih Prabowo siap membahas kesejahteraan hakim