Sumur tua tersebut merupakan peninggalan Belanda yang sudah sangat tua. Pada masa Perang Dunia Kedua, ladang minyak menjadi sasaran perang, terutama setelah Jepang masuk ke Indonesia. Belanda tidak ingin ladang minyak jatuh ke tangan musuh, karena akan memberikan Jepang pasokan bahan bakar yang sangat penting dalam perang. Namun, di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, terdapat perbedaan. Sebagian sumur minyak merupakan peninggalan Belanda, sementara sebagian lainnya benar-benar dimiliki oleh rakyat setempat.
Minyak mentah di Muba tidak perlu dicari di dalam perut bumi, karena muncul di kolam kecil di permukaan tanah dan bisa langsung diambil oleh rakyat setempat. Bupati terpilih Musi Banyuasin, Toha, juga merupakan salah satu dari mereka yang hidup dari sumur rakyat. Di Muba, minyak mentah bisa ditemukan dengan mudah tanpa harus melakukan pengeboran yang dalam.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News