Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia mengatakan bahwa kekurangan sumber daya manusia atau personel masih menjadi tantangan dalam mencatat kasus stunting di lapangan. Staf ahli Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Agus Suprapto, mengatakan di sini pada Jumat malam bahwa pengumpulan data stunting dilakukan melalui Pengumpulan Data Gizi Masyarakat Elektronik (e-PPGBM).
“Proses pengumpulan data melalui e-PPGBM dilakukan selama bulan Juni, yang meliputi pengukuran dan penimbangan (balita). Memasukkan data memerlukan energi dan waktu,” tambahnya.
Selanjutnya, dia mengatakan bahwa pengumpulan data dilakukan mulai dari tingkat posyandu terpadu, kemudian data dilaporkan ke tim percepatan penurunan stunting tingkat desa (TPPS), dan selanjutnya ke kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat.
Oleh karena itu, dia menjelaskan bahwa pihaknya membutuhkan sekitar satu minggu untuk menunggu penyelesaian pengumpulan data di e-PPGBM.
Suprapto meminta semua aparat daerah yang bertanggung jawab atas pengumpulan data untuk memaksimalkan input data melalui e-PPGBM selama satu minggu.
“Semua daerah diharapkan memaksimalkan input data pada pengukuran dan penimbangan (balita),” katanya.
Sementara itu, tambahnya, posyandu dapat membantu satu sama lain, dengan dukungan pemerintah daerah.
“Kita bisa membantu posyandu yang mengalami masalah. Namun, yang jelas adalah bahwa daerah telah berupaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan,” tambahnya.
Hingga Jumat, 89 persen data dari posyandu telah masuk ke e-PPGBM.
Terkait target menurunkan stunting menjadi 14 persen pada akhir 2024, pemerintah berupaya untuk merealisasikan tujuan tersebut dan bekerja lintas sektor untuk mengatasi stunting.
“Pemerintah terus bekerja keras, yang berarti koordinasi dan kolaborasi semua sektor pemerintah, di mana 19 kementerian dan lembaga bersama-sama mengembangkan program-program mereka,” katanya.
Berita terkait: Indonesia merevisi target tingkat stunting 2024 menjadi di bawah 20 persen
Berita terkait: Papua meminta tujuh kabupaten untuk melaksanakan program bebas buang air besar sembarangan
Translator: Redemptus S, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024