Padang, Sumatera Barat (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus memastikan layanan kesehatan tetap beroperasi di semua wilayah terdampak banjir dan tanah longsor, meskipun tantangan di lapangan masih berlanjut.
“Saat bencana terjadi, Pusat Operasi Darurat Kesehatan (HEOC) langsung diaktifkan, bersamaan dengan penanggung jawab dari Kementerian Kesehatan, untuk memastikan semua layanan kesehatan tetap berjalan,” kata Kepala Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar Saiful Jamal di sini pada Jumat.
Dia menjelaskan bahwa layanan penting, termasuk distribusi logistik, kesiapan tenaga medis, rujukan pasien, dan percepatan evakuasi jenazah, diupayakan semaksimum mungkin.
Sistem tanggap darurat kesehatan berjalan di bawah komando terpadu, dengan evaluasi harian bersama Menteri Kesehatan untuk memantau kebutuhan, kendala, dan efektivitas layanan di daerah terdampak.
Memasuki hari ke-11 tanggap darurat, kondisi di banyak bagian Sumatera Barat masih jauh dari normal, karena beberapa jalur akses masih tertutup.
“Proses evakuasi belum selesai, dan permintaan akan layanan kesehatan terus meningkat,” kata Jamal.
Rute utama, termasuk Malalak dan Lembah Anai, masih tidak bisa diakses, memperlambat pergerakan tim medis dan operasi evakuasi.
“Akses utama yang terblokir membuat evakuasi jenazah menjadi sangat sulit,” tambahnya.
Freezer khusus telah disediakan untuk menyimpan jenazah, agar proses identifikasi dapat dilakukan. Setelah jenazah teridentifikasi, upaya akan dilakukan untuk mempercepat pengambilannya sehingga identifikasi berikutnya bisa lebih cepat.
Menurut update Dashboard Data Bencana per 5 Desember, total 210 korban jiwa tercatat di Sumatera Barat akibat bencana hidrometeorologi, dengan angka tertinggi di Kabupaten Agam sebanyak 132. Sementara itu, 26 jenazah belum teridentifikasi, dan 214 orang masih dinyatakan hilang.
Berita terkait: Indonesia selidiki perusahaan di balik kayu yang perparah banjir Sumatra
Berita terkait: Indonesia tinjau ulang izin tambang setelah banjir mematikan di Sumatra
Penerjemah: Zulfikar, Kenzu
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025