Pemerintah Sumatra Barat memprioritaskan rehabilitasi 25.000 hektar lahan pertanian yang terdampak banjir untuk menjamin pasokan pangan daerah, kata Gubernur Mahyeldi pada Senin.
“Tantangan terbesar pascabencana yaitu pemulihan sektor pertanian. Kami mencatat kerusakan yang luas dan mendesak, termasuk 25.000 hektar lahan terdampak, meliputi sawah, ladang, perkebunan, serta tambak,” ujar Mahyeldi.
Menanggapi situasi ini, dia menyebut kebutuhan mendesak untuk sektor pertanian antara lain dukungan alat mesin pertanian dan sarana produksi untuk mempercepat rehabilitasi.
Dengan waktu yang terbatas, pemulihan harus cepat diselesaikan agar lahan bisa ditanami kembali paling lambat Desember 2025, guna menjamin ketersediaan pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
“Dalam beberapa bulan ke depan, kita akan menghadapi bulan puasa dan Lebaran. Karena itu, dukungan berupa alat diperlukan untuk membantu rehabilitasi agar pada akhir Desember lahan sudah bisa ditanami kembali dan produktif,” jelas Mahyeldi.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak, Sumatra Barat telah menerima bantuan kemanusiaan dari Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional senilai Rp75 miliar.
Kedatangan 250 ton logistik dengan kapal perang KRI Banda Aceh di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, merupakan hasil koordinasi Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan BUMN pangan dan mitra strategis.
Gubernur Mahyeldi mengapresiasi respons tersebut, yang menunjukan keseriusan pemerintah pusat dalam membantu masyarakat lokal.
Dia menegaskan koordinasi dengan TNI AL, operator pelabuhan Pelindo, dan forum koordinasi pimpinan daerah untuk memastikan distribusi bantuan lancar serta memprioritaskan pemulihan lahan pertanian.
Menanggapi kebutuhan pertanian yang kritis, Kementerian Pertanian akan melakukan assesmen detail kerusakan lahan, yang akan menjadi panduan penyaluran mesin dan alat pertanian ke Sumatra Barat.
Berita terkait: Indonesia to fund full repair of roads, bridges in West Sumatra floods
Berita terkait: West Sumatra may extend disaster emergency status
Penerjemah: Zulfikar, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025