Subianto dan Macron Naik Helikopter Menuju Akademi Militer Magelang

Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan presiden Perancis Emmanuel Macron terlihat akrab saat berangkat bersama ke Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah, pada Kamis.

Menurut pernyataan resmi yang diterima Kamis, kedua pemimpin itu melakukan perjalanan dengan helikopter Polri AW-189.

Presiden Subianto tiba lebih dulu di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Setibanya, beliau langsung menuju lounge VVIP untuk menunggu kedatangan Presiden Macron dan rombongan Perancis.

Tak lama kemudian, pesawat yang membawa Presiden Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron dari Jakarta mendarat di YIA. Mereka disambut oleh pejabat terkait sebelum menuju lounge VVIP untuk bertemu Presiden Subianto.

Setelah pertemuan, kedua kepala negara terlihat berbincang singkat sebelum berjalan bersama menuju helikopter yang sudah disiapkan di pinggir landasan.

Berita terkait: Magelang: Prabowo, Macron kunjungi akademi militer hari Kamis

Presiden Subianto dan Macron juga naik bersama dalam kendaraan taktis Maung untuk mencapai titik lepas landas helikopter, sebuah gestur yang mencerminkan keakraban dan kerjasama antara kedua pemimpin.

Sesampainya di Akademi Militer Magelang, yang berjarak sekitar 71 kilometer dari YIA, mereka dijadwalkan menghadiri upacara penyambutan resmi, meninjau fasilitas pendidikan akademi, dan makan siang bersama para taruna.

Perjalanan bersama ini merupakan bagian penting dari kunjungan kenegaraan Presiden Macron ke Indonesia, menegaskan kemitraan strategis yang kuat antara Indonesia dan Perancis, khususnya di bidang pertahanan dan pendidikan militer.

Mendampingi Presiden Subianto dan Macron dalam penerbangan ke akademi militer adalah Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Berita terkait: Indonesia-Perancis tandatangani kesepakatan senilai $11 miliar saat kunjungan Macron

Penerjemah: Fathur Rochman, Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Untuk Tiongkok, kejatuhan USAID bisa menjadi kemenangan kekuasaan lunak di Asia Tenggara | Berita Kemiskinan dan Pembangunan