Senin, 10 November 2025 – 09:26 WIB
Jakarta, VIVA – Pelaku usaha fesyen didorong untuk memaksimalkan penjualan dengan menjalankan toko secara bersamaan (omnichannel). Dengan begini, pasar yang bisa dijangkau jadi lebih luas dan potensi untungnya makin besar.
Menteri Perdagangan Budi Santoso (Busan) menjelaskan, toko fisik memberikan pengalaman belanja yang langsung, sementara toko online membantu menjangkau pasar yang lebih luas.
“Jadi semuanya berjalan bersama, karena sekarang pengalaman berbelanja kadang juga harus lihat secara fisik. Jadi, jualan di toko fisik berarti juga harus jualan secara online atau omnichannel,” kata Budi Santoso dalam acara Jakarta Muslim Fashion Week 2026 di Jakarta, dikutip pada Senin, 10 November 2025.
Dia juga menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) selalu mendukung pelaku usaha fesyen lokal untuk terus kembangkan produk dan memperluas jangkauan pasarnya. Salah satunya lewat kolaborasi dengan platform e-Commerce.
Omnichannel, atau penjualan yang mengintegrasikan toko offline dan online, merupakan salah satu solusi untuk mengatasi fenomena ‘rombongan jarang beli’ atau yang dikenal dengan rojali.
Budi menjelaskan, konsumen punya hak untuk memilih belanja di toko fisik atau lewat e-Commerce. Menurutnya, apa yang dilakukan rojali adalah hal yang wajar.
Dengan perkembangan digital, toko fisik diharapkan juga bisa punya toko online. Katanya, kebanyakan masyarakat lihat produk langsung di toko, lalu belinya lewat e-Commerce.
Selain itu, fitur live shopping menjadi wadah untuk memperlihatkan produk secara nyata dan bukan cuma gambar.
Lebih lanjut, Budi bilang pemilik toko fisik mau tak mau harus buka toko online juga. Jadi, setelah calon pembeli lihat barang langsung, mereka bisa lanjutkan transaksinya secara online.
Dia juga menekankan bahwa toko fisik dan online telah berubah mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, e-Commerce tidak cuma untuk jual barang saja, tapi juga ngajarin cara mengemas produk dengan baik dan menarik. (Ant)