Jumat, 26 Januari 2024 – 13:21 WIB
Waspadai ciri-ciri kanker payudara TNBC. Foto: AMDC
jpnn.com, JAKARTA – Kanker payudara menjadi penyumbang sebanyak 19,2 persen dari seluruh kasus kanker yang terjadi di Indonesia.
Lebih mengejutkan lagi, meskipun telah terjadi kemajuan dalam bidang kedokteran, lebih dari 68 persen kasus kanker payudara ditemukan pada tahap lanjut (Gautama, 2022).
Deteksi dini sangat penting dalam penanganan kanker payudara. Perempuan yang lahir setelah tahun 1960 memiliki peluang 1 dari 7 untuk terdiagnosa kanker payudara.
Namun, bagi perempuan yang memiliki gen BRCA1 atau BRCA2, risikonya akan meningkat – bahkan mencapai 50 persen saat mencapai usia 70 tahun dan risiko akan terus meningkat hingga 85 persen seiring berjalannya waktu (iD.BRCA, n.d.).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa sebagian besar perempuan takut mengetahui bahwa mereka mungkin mengidap kanker payudara dan tidak melakukan skrining secara rutin.
Dalam acara kementerian di Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, Budi menekankan pentingnya bagi perempuan untuk menghadapi ketakutan ini agar mereka dapat didiagnosis dan diobati lebih awal, sehingga memiliki peluang yang lebih tinggi dalam melawan kanker payudara.
Salah satu cara yang mudah untuk memastikan kesehatan payudara adalah dengan melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) – yaitu pemeriksaan sederhana yang dilakukan sendiri pada payudara setiap bulan. Praktik sederhana ini memungkinkan perempuan untuk mendeteksi setiap perubahan yang terjadi lebih awal.
Namun, jika sudah terdiagnosis dengan kanker payudara, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan tes genetik BRCA guna mengetahui pilihan pengobatan yang efektif bagi mereka. Tes genetik BRCA saat ini lebih mudah diakses dan terjangkau karena telah tersedia di beberapa laboratorium di Indonesia (BASRA, 2022).
Kanker payudara menyumbang sebanyak 19,2 persen dari seluruh kasus kanker yang terjadi di Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News