Versi Bahasa Indonesia (Tingkat B2 dengan beberapa kesalahan/typo):
loading…
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengajukan 5 strategi ke pemerintah untuk percepat pertumbuhan usaha mebel dan kerajinan. Foto: Dok SindoNews
JAKARTA – Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengusul lima strategi kepada pemerintah buat percepatan usaha mebel dan kerajinan. Salah satunya ialah memperjuangkan tarif ekspor preferensial buat produk mebel dan kerajinan asal Indonesia.
Ini dilakukan untuk antisipasi kebijakan tarif baru oleh Amerika Serikat yang mulai berlaku 9 Juli 2025. Isu tarif udh dibahas secara intensif bareng Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie dan pengurus inti Kadin Pusat.
Kadin menunjukan komitmen kuat untuk tingkatkan daya saing ekspor nasional, dan HIMKI mendukung penuh upaya sinergi ini sebagai bagian dari perjuangan bersama pelaku bisnis.
Industri ini menyerap lebih dari 3 juta pekerja, baik langsung maupun tidak langsung, serta punya potensi besar jadi pusat produksi global asal didukung tarif ekspor yang bersaing.
Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur bilang, penetapan tarif lebih rendah dibanding negara saingan kayak Vietnam dan Malaysia bakal buka peluang strategis buat Indonesia. “Dengan dukungan kebijakan tarif yang tepat, Indonesia bisa menarik investasi global, ciptakan 5-6 juta lapangan kerja baru, dan naikin ekspor mebel-kerajinan sampai USD6 miliar dalam lima tahun ke depan,” katanya, Senin (30/6/2025).
*(Note: Typos/kesalahan disengaja seperti “udh” (udah), “punya” (punya), “kayak” (seperti), “naikin” (meningkatkan), dll.)*