Denpasar, Bali (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Bali secara resmi mengakhirii status tanggap darurat pada 17 September, setelah banjir parah yang mempengaruhi hampir semua bagian provinsi pulau itu pekan lalu.
Menurut seorang pejabat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, Gubernur Wayan Koster mencabut status darurat karena kondisi sudah berangsur membaik.
“Mempertimbangkan perbaikan kondisi yang terus berjalan, berkurangnya kebutuhan operasi tanggap darurat, dan hasil penilaian dari tim penanggulangan bencana, Gubernur Bali telah memutuskan untuk mengakhiri status tanggap darurat,” kata Yadnya dalam pernyataan tertulis pada Kamis.
Meskipun status darurat telah berakhir, pemerintah provinsi Bali akan melanjutkan upaya pemulihan dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak, tambahnya.
Pihak berwenang juga akan mempercepat pendistribusian bantuan kepada pedagang di pasar-pasar serta mendukung warga dalam memperbaiki rumah mereka, bersama dengan pemulihan fasilitas dan infrastruktur umum.
“Operasi pemulihan akan dilakukan secara kolaboratif oleh pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi, dengan koordinasi pemerintah pusat, serta partisipasi dari masyarakat dan sektor usaha,” ujarnya.
Yadnya mengimbau warga untuk tetap waspada, karena kondisi cuaca buruk masih diperkirakan terjadi dalam hari-hari mendatang.
“Tetap waspadai potensi bahaya di area Anda dan ambil tindakan yang sesuai untuk mengurangi risiko,” sarannya.
Banjir yang menerjang hampir semua kabupaten dan Kota Denpasar pada 10 September merenggut setidaknya 18 nyawa, dengan tiga orang masih dilaporkan hilang setelah seminggu operasi pencarian dan penyelamatan selama masa tanggap darurat.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir bandang—yang dipicu oleh curah hujan tinggi—menyebabkan kerusakan luas pada rumah, fasilitas umum, dan infrastruktur, memengaruhi lebih dari 6.000 keluarga di Denpasar dan daerah sekitarnya.
BNPB juga melaporkan kerusakan pada 520 fasilitas umum, 82 tembok penahan, 194 rumah, dan tiga jembatan, serta gangguan jalan di 23 lokasi di seluruh Bali.
Berita terkait: Gubernur Bali minta bantuan medis menyusul banjir yang parah
Berita terkait: Banjir Bali tewaskan 18, ribuan terdampak: BNPB
Penerjemah: Ni Putu Putri M, Nabil Ihsan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025