Sydney (ANTARA) – Indonesia mempromosikan industri pertambangan yang terintegrasi dan sumber daya mineral masa depannya di Konferensi Pertambangan dan Sumber Daya Internasional (IMARC) di Australia. Acara penting bagi para pemimpin dan investor industri pertambangan global ini menampilkan perusahaan tambang milik negara Indonesia, MIND ID, yang berpartisipasi sebagai pameran, delegasi, dan pembicara.
Di IMARC, MIND ID memamerkan kemajuan Indonesia dari ekstraksi hulu hingga pemrosesan hilir, dengan fokus pada timah dan elemen tanah jarang (REE). Grup ini menampilkan produk timah dan turunannya dari PT Timah, produsen timah terkemuka, yang menyoroti kemampuan dalam pemurnian dan pengolahan untuk industri canggih seperti elektronik dan energi terbarukan.
Langkah strategis Indonesia ke dalam REE, yang ditemukan dalam produk sampingan seperti monasit dan zirkon, bertujuan untuk memposisikan negara ini sebagai pemasok global mineral penting untuk kendaraan listrik, semikonduktor, dan teknologi energi bersih. MIND ID mendorong riset bersama, inovasi teknologi, dan kolaborasi dengan institusi serta perusahaan Australia.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Australia, Bpk. Siswo Pramono, kehadiran MIND ID bertujuan untuk mencitrakan Indonesia bukan hanya sebagai pengekspor sumber daya, tetapi juga sebagai mitra tepercaya dalam inovasi dan pengembangan industri berkelanjutan. Sumber daya mineral Indonesia—termasuk 25% cadangan nikel dunia, ditambah timah, bauksit, tembaga, dan emas yang signifikan—adalah bagian integral dari visinya untuk bergerak ke hilir dan meningkatkan nilai di industri mineral yang selaras dengan standar ESG.
“MIND ID memainkan peran sentral dalam memposisikan Indonesia tidak hanya sebagai pemasok bahan baku, tetapi juga sebagai mitra industri dan teknologi dalam transisi energi global. Ini memperkuat diplomasi ekonomi kami dan meningkatkan citra global Indonesia sebagai bangsa yang mampu memimpin inisiatif pertambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab,” ujar Dubes.
Konferensi ini juga mendorong kerjasama antara entitas Indonesia dan Australia, berfokus pada R&D dalam pengolahan mineral, metalurgi hijau, dan membangun rantai pasok berkelanjutan untuk mineral kritikal. Upaya kolaborasi termasuk mengembangkan smelter, ekosistem baterai EV, dan manufaktur canggih.
Perusahaan mineral Indonesia, seperti Freeport Indonesia, Antam, dan PT Timah, berupaya memenuhi standar ESG internasional, menerapkan inisiatif pengembangan masyarakat, dan mendekarbonisasi operasi. Kedutaan Besar Indonesia memfasilitasi kemitraan internasional ini melalui diplomasi ekonomi dan fasilitasi kebijakan.
Partisipasi strategis MIND ID di IMARC menekankan ambisi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi mineral global, dengan menekankan manajemen sumber daya yang bertanggung jawab, inovasi teknologi, dan rantai pasok yang berkelanjutan untuk mineral kritikal.
“Kami berharap MIND ID dapat menjadi suara terdepan untuk praktik pertambangan yang berkelanjutan, inovatif, dan inklusif. Ini berarti memastikan bahwa kekayaan mineral Indonesia mendukung tujuan iklim global, memberdayakan komunitas lokal, dan mematuhi patokan ESG internasional. Jika MIND ID terus memperluas kapabilitas hilir dan kemitraan internasionalnya, ini akan membantu membentuk citra Indonesia sebagai pemimpin yang tepercaya, bertanggung jawab, dan visioner di industri pertambangan global,” tutupnya.
Reporter: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025