Singapura, Australia berminat untuk bergabung dalam misi perdamaian PBB di Gaza: Kepala TNI

JAKARTA – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto mengatakan bahwa militer Australia dan Singapura menyatakan minat mereka untuk bergabung dalam operasi penjaga perdamaian PBB di Jalur Gaza.

Dia menyambut baik ajakan Australia dan Singapura untuk bergabung dalam operasi penjaga perdamaian PBB di Gaza saat berbicara kepada wartawan di sela-sela pertemuan dengan ulama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta pada Jumat.

Kerja sama lintas negara, terutama di antara negara-negara dari wilayah Asia, sangat diperlukan untuk mengakhiri konflik yang tak kenal lelah di Gaza, katanya.

Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kerja sama potensial antara pasukan pertahanan Indonesia, Australia, dan Singapura untuk misi penjaga perdamaian.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi baru-baru ini mengatakan bahwa Indonesia dapat mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Jalur Gaza, asalkan mendapat izin dari mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Jenderal Agus mengungkapkan bahwa salah satu unit TNI yang akan dikerahkan ke enklave Palestina untuk misi PBB adalah batalyon teknik, karena personelnya dapat membantu membangun kembali rumah-rumah dan fasilitas umum yang hancur, seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah.

Seperti dilaporkan sebelumnya, dalam mengantisipasi kebutuhan akan penjaga perdamaian PBB di Gaza, TNI telah menyiapkan 1.394 personel untuk tugas seperti menjamin keamanan, merekonstruksi fasilitas umum, dan memberikan layanan medis.

Jenderal Agus juga menekankan kesiapan TNI untuk mengirimkan lebih banyak pasokan kemanusiaan ke Gaza, termasuk mengirimkan kapal rumah sakit, asalkan gencatan senjata berlangsung dan militer Indonesia menerima mandat PBB untuk melakukannya.

Konflik bersenjata baru pecah antara Palestina dan Israel setelah serangan mengejutkan oleh Hamas terhadap Israel pada pagi hari 7 Oktober 2023.

MEMBACA  Dua Level Harga Bitcoin (BTC) yang Penting untuk Dipantau Minggu Ini oleh U.Today

Sebelum serangan oleh pejuang pembebasan Palestina di Israel, Tel Aviv terus menutup lintas Gaza.

Sebagai respons terhadap serangan mengejutkan tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan perang terhadap Hamas. Sejak perang dimulai, pasukan bersenjata Israel telah membunuh setidaknya 37.266 warga sipil Palestina dan melukai sekitar 85.102 lainnya per 15 Juni, menurut Al Jazeera.

Al Jazeera melaporkan bahwa banyak dari mereka yang tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Agresi Israel juga telah memicu bencana kemanusiaan.

Berita terkait: Warga sipil dapat bergabung dengan penjaga perdamaian PBB Indonesia di Gaza: panglima TNI

Berita terkait: TNI Indonesia siapkan pesawat untuk evakuasi 1.000 korban luka Palestina

Translator: Walda M, Rahmad Nasution
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024