Setahun Berlalu, Prabowo Pukau Dunia dengan Indonesia

Setahun Presiden Prabowo Subianto memimpin Indonesia, beliau telah mencatatkan pencapaian penting dalam diplomasi dengan secara aktif terlibat langsung dalam mengarahkan politik luar negeri.

Dalam 12 bulan pertamanya, Prabowo melakukan sedikitnya 15 kunjungan kenegaraan ke 24 negara, termasuk Malaysia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Brazil, dan Tiongkok.

Beliau bertemu dengan pemimpin dunia seperti Presiden AS Joe Biden dan Donald Trump, Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Kunjungannya ke New York pada September lalu untuk Sidang Majelis Umum PBB menarik perhatian internasional, mengakhiri absennya kepala negara Indonesia dari pertemuan puncak global tersebut selama satu dekade.

Di sana, Prabowo menempatkan kemerdekaan Palestina sebagai prioritas utama agenda diplomasi Indonesia, menegaskan kembali dukungan untuk solusi dua negara dan menekankan bahwa kedaulatan Palestina maupun keamanan Israel harus dijamin untuk perdamaian yang langgeng.

Beliau juga memperbarui komitmen Indonesia kepada PBB dan multilateralisme — sebuah sinyal yang menggembirakan di tengah mundurnya kerja sama internasional oleh kekuatan-kekuatan besar dunia.

"Kita ingin berteman dengan semua dan tidak bermusuhan dengan siapapun, terutama dengan tetangga," kata Menteri Luar Negeri Sugiono beberapa hari setelah pidato Prabowo di PBB.

Pernyataannya itu mencerminkan tujuan presiden untuk membangun hubungan persahabatan dengan semua bangsa dan memastikan diplomasi memberikan manfaat bagi semua pihak.

Keterlibatan pribadi Prabowo dalam diplomasi, termasuk komunikasi langsung dengan para pemimpin global, telah memperkuat persepsi bahwa Indonesia adalah pemain penting dalam menyelesaikan krisis internasional.

Beliau berpartisipasi dalam inisiatif-inisiatif untuk mengatasi agresi Israel di Gaza, seperti pertemuan multilateral Timur Tengah yang dihost oleh Presiden Trump pada 23 September dan KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir, pada 13 Oktober.

MEMBACA  Indonesia dan Filipina Sepakati Potensi Kerja Sama Makanan & Minuman Senilai US$2,2 Juta (Format: Bold untuk angka dan mata uang, spasi sebelum tanda mata uang, dan pemenggalan judul yang seimbang)

"Presiden Prabowo telah menunjukkan bahwa beliau bisa membangun kedekatan psikologis dengan para pemimpin dunia bahkan ketika mereka tidak sependapat," kata Teuku Rezasyah, pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran.

Pencapaian yang Luas

Pada tahun pertamanya, diplomasi Prabowo menghasilkan pencapaian di berbagai sektor politik, ekonomi, dan budaya.

Secara ekonomi, Indonesia menyelesaikan tiga Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPAs) dengan Peru (I-P CEPA), Uni Eropa (I-EU CEPA), dan Kanada (I-CA CEPA) antara bulan Agustus dan September.

Implementasi penuhnya diharapkan dapat meningkatkan perdagangan Indonesia-Uni Eropa sebesar 20 persen per tahun, meningkatkan ekspor ke Kanada menjadi US$11,8 miliar pada 2030, dan memperluas perdagangan dengan Peru hingga US$5 miliar.

Kunjungan luar negeri Prabowo juga menghasilkan janji investasi besar. Selama kunjungannya pada November 2024, beliau mengamankan komitmen senilai US$18,5 miliar, diikuti lagi dengan US$23,8 miliar pada Expo Osaka 2025.

Dalam diplomasi pertahanan, Indonesia menandatangani lima perjanjian dengan Brazil, Prancis, India, Kamboja, dan Uni Emirat Arab.

Secara budaya, Indonesia akan segera menerima kembali lebih dari 28.000 fosil manusia purba dari koleksi Dubois milik Belanda, menyusul kunjungan Prabowo ke Den Haag pada 26 September.

Evaluasi Para Ahli

Meski tahun pertama Prabowo diwarnai terobosan diplomasi besar, Indonesia masih membutuhkan arah strategis yang lebih jelas untuk politik luar negerinya, kata Moch Faisal Karim, akademisi hubungan internasional dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).

Dia mencatat bahwa pemerintahan sekarang harus mendefinisikan prioritas inti untuk memandu diplomasinya.

"Presiden Prabowo harus menetapkan strategi yang jelas agar diplomat-diplomat kita tahu di mana posisi kita. Haruskah kita fokus pada geo-ekonomi atau membangun peran kita sebagai kekuatan menengah? Itu harus didefinisikan," kata Karim.

MEMBACA  Alasan Maarten Paes Dicoret dari Timnas Indonesia oleh Patrick Kluivert

Dia membandingkan pendekatan Prabowo dengan pendahulunya: Susilo Bambang Yudhoyono yang fokus pada diplomasi kekuatan menengah Indonesia, dan Joko Widodo yang menekankan diplomasi ekonomi dengan fokus domestik.

Rezasyah menambahkan bahwa Indonesia harus terus mendorong reformasi PBB, khususnya di Dewan Keamanan, untuk membuat lembaga itu lebih efektif dan representatif.

Dia juga mendorong Indonesia untuk mengambil peran kepemimpinan di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok (GNB), sambil memperdalam keterlibatan dalam isu lingkungan global dan stabilitas Indo-Pasifik.

Melihat ke Depan

Dengan sisa waktu empat tahun, Prabowo memiliki peluang untuk memperkuat posisi Indonesia di tingkat global dan menerapkan reformasi yang berarti di dalam negeri.

Beliau dapat meluncurkan inisiatif- inisiatif berani yang menggemakan strategi "Poros Maritim Dunia" mantan Presiden Joko Widodo, menyelaraskan diplomasi Indonesia dengan prioritas Indo-Pasifik.

Prabowo telah membuat jelas bahwa beliau bermain untuk memainkan peran aktif dalam membentuk arah masa depan politik luar negeri Indonesia — yang berakar pada persahabatan, keseimbangan, dan tanggung jawab global.

Berita terkait: Presiden Prabowo perintahkan proyek kilang dan perizinan sumur minyak dipercepat
Berita terkait: Prabowo bela program makanan gratis, klaim tingkat keberhasilan 99,99 persen

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025