Serangan Balasan Iran ke Israel Berpotensi Memicu Perang Dunia III, Ini Penjelasannya

Minggu, 14 April 2024 – 11:44 WIB

Jakarta – Konflik antara Israel dan Iran semakin memanas. Baru-baru ini, perwakilan militer Israel, Daniel Hagari, mengungkapkan bahwa Iran telah meluncurkan lebih dari 200 proyektil ke wilayah Israel. Sebagian besar proyektil tersebut berhasil dihalau oleh sistem pertahanan udara dan bantuan dari negara-negara Sekutu.

Direktur Crisis Research Institute di Universitas Oxford, Mark Almond, mengungkapkan potensi terjadinya konflik besar yang disebut sebagai Perang Dunia III jika situasi antara Israel dan Iran semakin memanas. Dia juga menyoroti pertimbangan-pertimbangan terkait kemungkinan terjadinya perang terbuka akibat serangan Iran terhadap Israel.

“Beberapa pengamat Barat berpikir Iran akan membatasi diri pada serangan balasan terhadap kedutaan Israel (sebagai balasan serangan konsulat Iran di Suriah) di suatu tempat atau melancarkan serangan dunia maya,” kata Mark Almond seperti dikutip dari Mirror pada Minggu, 14 April 2024.

Hal ini membuat Hizbullah di Lebanon menembakkan beberapa rudal lagi ke Israel utara. Namun Israel, dan sekarang Amerika dan Inggris juga, semakin yakin bahwa kali ini Iran akan menyerang.

Dia menyampaikan bahwa Amerika Serikat, sebagai sekutu dekat Israel, telah menginstruksikan para diplomatnya di wilayah Teluk untuk terus memantau situasi tanpa melakukan tindakan yang berlebihan. Namun, Mark Almond mencurigai bahwa hubungan tegang antara Iran dan negara-negara Barat telah mencapai titik kritis.

Menurut Mark Almond, Iran memandang Amerika Serikat dan Inggris sebagai kekuatan utama di balik tindakan-tindakan Israel di Gaza. Bahkan, menurut sumber-sumber, Iran menyebut Amerika Serikat sebagai “setan besar” dan Inggris sebagai “setan kecil”.

Serangan rudal drone yang dilakukan Iran terhadap Israel, bersama dengan pengalaman dari Perang Ukraina, menunjukkan bahwa drone-dronenya memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. Sementara itu, sistem “Iron Dome” yang dimiliki Israel hanya efektif melawan serangan rudal yang bersifat primitif, tidak mampu menghalau rudal-rudal modern seperti yang dimiliki Iran.

MEMBACA  BEAST 2024 Akan Digerakkan di Bandung, Menghadirkan Pembicara Internasional

Terkait eskalasi serangan Iran terhadap Israel, Mark Almond menganggap bahwa ada banyak aspek yang perlu diperhatikan, termasuk keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepentingan ekonomi minyak dari India dan China.

“Perang besar-besaran Iran dan Israel akan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Bahkan jika perang ini tidak bersifat nuklir dan menurut saya Israel tidak akan menggunakannya dalam persenjataan mereka kecuali menghadapi kekalahan. Serangan rudal dan pesawat tak berawak ini berdampak besar seperti yang kita lihat di Gaza,” ungkap Mark Almond.

“Kasus terburuknya adalah rudal Iran yang kuat, seperti Kheibar, merusak pembangkit listrik tenaga nuklir Israel di Dimona. Kebocoran radiasi bisa jadi merupakan bencana Chernobyl lainnya, namun Israel mungkin melihatnya sebagai serangan nuklir,” tambahnya.

“Israel kemudian membalas dengan hulu ledak nuklir yang sebenarnya. Itu adalah skenario terburuk. Bahkan tanpa alasan, pesawat pengebom Israel kemungkinan akan terbang jauh ke Iran dan menghancurkan fasilitas penelitian nuklirnya,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya

“Ingat, Amerika telah memimpin kampanye melawan sekutu Iran, Houthi, di Yaman serta melawan milisi pro-Iran di Irak dan Suriah. Barat dan Iran sudah saling adu senjata,” tambah Mark Almond menjelaskan.