Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menyoroti praktek serakahnomics di sektor pertanian yang sudah berlangsung lama di Indonesia. Menurutnya, ribuan penggilingan padi kecil mati perlahan karena tidak bisa mendapat akses bahan baku akibat praktik ini.
Amran menjelaskan, pemain besar sengaja membeli Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga sedikit di atas pasar. Tujuannya bukan untuk membantu petani, tapi untuk menguasai semua pasokan sehingga usaha kecil tidak bisa bertahan.
Pola ini dinilai sudah berjalan lama. Pemerintah kini berupaya membongkar strategi pelaku besar yang menguasai rantai pasok pangan, terutama untuk gabah dan beras. "Ini sudah lama tumbuh di Indonesia. Tapi mungkin baru saatnya kita membongkar dan berpihak pada rakyat kecil," kata Amran dalam keterangannya, Rabu (19/10/2025).
Lebih lanjut, Mentan mengungkap temuan mengejutkan soal manipulasi kualitas beras premium di pasaran. Ada produk beras bermerek yang mengklaim premium, namun setelah diuji ternyata memiliki tingkat patahan (menir) hingga 59%. Angka ini jauh dari standar maksimum 15% untuk beras kualitas premium.
"Pecahannya 59 persen. Artinya menir, makanan ayam, tapi dikemas seolah ini premium," ujarnya.
Manipulasi ini dianggap sebagai contoh nyata serakahnomics, yaitu mengambil untung semaksimal mungkin dengan menipu konsumen dan merusak pasar.