Kamis, 3 Juli 2025 – 11:33 WIB
Teheran, VIVA – Di tengah ketegangan global setelah perang 12 hari antara Iran dan Israel, yang juga melibatkan Amerika Serikat, menteri luar negeri Iran, Abbas Araghchi, membuat pernyataan mengejutkan.
Ia menekankan bahwa senjata nuklir tidak hanya tidak manusiawi tapi juga haram menurut agama, dan bahkan bisa melemahkan posisi strategis Iran di dunia.
"Kami anggap senjata nuklir tidak manusiawi dan dilarang agama. Untuk pertahanan, kami tidak butuh senjata nuklir," tegas Araghchi ke CBS News, Rabu 2 Juli 2025.
Lebih lanjut, Araghchi mengakui tidak semua pihak di Iran setuju dengan sikap anti-nuklirnya.
"Punya senjata nuklir malah bisa buat kami lebih rapuh. Tapi ada juga suara lain di dalam negeri yang berpikir beda," ujarnya dengan hati-hati.
Iran Tidak Percaya AS
Pernyataan ini muncul saat pembicaraan nuklir Iran-AS jadi sorotan. Araghchi bilang Teheran belum putuskan apakah akan kembali berunding dengan Washington, apalagi setelah AS ikut memperburuk konflik Iran-Israel.
Ketegangan memuncak sejak 13 Juni, saat Israel serang Iran dengan tuduhan Iran punya program nuklir rahasia. Iran bantah dan balas menyerang.
Selama 12 hari, kedua negara bertempur. Saat konflik hampir meluas, AS ikut campur dengan serang tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni malam.
Iran membalas dengan berani—serang pangkalan militer AS Al Udeid di Qatar, tunjukkan mereka tak takut hadapi negara adidaya.
Presiden AS Donald Trump umumkan gencatan senjata antara Iran dan Israe pada 23 Juni. Tapi sehari kemudian, Trump ingatkan perjanjian ini rapuh dan minta kedua pihak jangan langgar.