Semangat Bandung Terus Berkobar: Lula Serukan Dunia Masih Berhutang Budi pada Indonesia

Presiden Brazil, Luiz Inácio Lula da Silva, menekankan bahwa dunia punya hutang budi yang besar kepada Indonesia karena telah memulai Konferensi Bandung yang bersejarah 70 tahun lalu.

Dalam pernyataan pers bersama setelah pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Lula menyoroti pentingnya konferensi tahun 1955 itu. Konferensi ini mempertemukan 29 negara Asia dan Afrika yang baru merdeka dan meletakkan dasar untuk kerjasama antar negara berkembang.

“Dunia berkembang punya hutang sejarah kepada Indonesia. Tujuh puluh tahun lalu, Konferensi Asia-Afrika di Bandung meletakkan dasar bagi gerakan solidaritas antara negara-negara Global South,” kata Lula.

Konferensi yang diinisiasi oleh Indonesia, Burma (sekarang Myanmar), Ceylon (sekarang Sri Lanka), India, dan Pakistan itu menjadi platform internasional pertama di mana negara-negara berkembang secara kolektif menolak kolonialisme, neokolonialisme, dan ketidaksetaraan global.

Presiden Lula menekankan bahwa Indonesia dan Brazil—dua negara terbesar di Global South—berkomitmen untuk memajukan perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan tatanan internasional yang adil.

Dia juga menegaskan kembali kecaman kedua negara terhadap genosida di Gaza dan dukungan mereka bersama untuk Solusi Dua Negara sebagai jalan paling masuk akal untuk perdamaian di Timur Tengah.

Lula lebih lanjut menyerukan reformasi menyeluruh dari Dewan Keamanan PBB untuk memastikannya tetap responsif terhadap tantangan global dan menjalankan mandatnya untuk menjaga perdamaian internasional.

Mengesamping sentimen yang sama, Presiden Prabowo Subianto mencatat bahwa Indonesia dan Brasil memiliki posisi yang sama dalam isu-isu internasional utama, terutama dalam menyerukan gencatan senjata segera di Palestina dan Ukraina.

“Dalam politik internasional, kami saling mendkung dan memiliki sikap yang sama. Pada isu Palestina dan Ukraina, kami berdua menginginkan gencatan senjata dengan cepat,” kata Prabowo.

MEMBACA  164 Orang Atlet Sumut Terbang ke Solo untuk Mengikuti Peparnas XXVII Tahun 2024

Dia mengulangi komitmen Indonesia untuk resolusi politik di Timur Tengah, menekankan pentingnya Solusi Dua Negara.

“Kami menginginkan perdamaian yang nyata—perdamaian yang mengarah pada solusi politik. Solusi Dua Negara adalah jalur yang kami dukung,” tutupnya.