Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa sektor properti memegang peran strategis sebagai pendorong ekonomi nasional.
“Sektor ini tidak hanya menyerap sejumlah besar pekerja, tetapi juga memberikan efek pengganda pada berbagai sektor turunan seperti industri bahan bangunan dan manufaktur serta peralatan rumah tangga,” kata staf ahli bidang konektivitas dan pengembangan layanan di kementerian tersebut, Dida Gardera, di sini pada Jumat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor properti memberikan kontribusi sebesar Rp520,7 triliun terhadap PDB (produk domestik bruto) nasional pada tahun 2024, mencerminkan pertumbuhan sebesar 2,5 persen year on year (yoy).
Pemerintah mendorong pertumbuhan sektor tersebut, termasuk melalui target pembangunan 3 juta rumah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, dan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN DTP) yang diberikan untuk properti, yang diberlakukan sejak tahun 2023.
Direktur pengembangan promosi di Kementerian Investasi, Rakhmat Yulianto, mengatakan bahwa sektor properti—khususnya sub-sektor perumahan, kawasan industri, dan kantor—memberikan kontribusi sebesar Rp122,9 triliun, atau 7,2 persen, dari total realisasi investasi nasional tahun lalu.
Menurut Yulianto, properti merupakan sektor keempat terbesar yang memberikan kontribusi paling signifikan terhadap realisasi investasi pada tahun 2024.
Selain properti, empat sub-sektor lain termasuk dalam lima besar kontributor realisasi investasi langsung asing (PMA) dan investasi langsung domestik (PMDN) tahun lalu.
Mereka terdiri dari industri logam dasar, barang logam, non-mesin, dan peralatan (13,9 persen atau Rp238,4 triliun); transportasi, gudang, dan telekomunikasi (11,1 persen atau Rp189,9 triliun); pertambangan (10,8 persen atau Rp184,7 triliun); dan jasa lainnya (7 persen atau Rp120,8 triliun).
Total realisasi investasi dari Januari hingga Desember 2024 mencapai Rp1.714,2 triliun, meningkat 20,8 persen yoy.
Sektor properti, termasuk perumahan, kawasan industri, dan kantor, juga memberikan kontribusi sebesar 9,33 persen terhadap realisasi investasi nasional selama lima tahun terakhir, kata Yulianto.