Industri hulu minyak dan gas bumi menjadi kunci untuk mempercepat pencapaian target swasembada energi Indonesia, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. Dia mencatat bahwa swasembada energi memerlukan peningkatan produksi minyak dan gas yang berkelanjutan dan optimal. “Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan mengaktifkan kembali sumur-sumur mati,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Minggu.
Dia menilai bahwa potensi sumur-sumur tersebut cukup signifikan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas nasional. Indonesia memiliki 44.985 sumur minyak dan gas, termasuk 16.990 sumur mati. Dari 16.990 sumur mati tersebut, 4.993 tidak memiliki potensi hidrokarbon, 4.495 memiliki potensi hidrokarbon, dan sumur-sumur lainnya masih dalam studi.
Lahadalia menyatakan bahwa mengaktifkan kembali sumur-sumur mati dapat mengembalikan produksi minyak Indonesia ke atas 1,5 juta barel per hari, seperti yang pernah dicapai negara pada tahun 1997. Hal ini diharapkan dapat membantu menjembatani kesenjangan antara permintaan dan produksi minyak dan gas dalam negeri.
“Situasi pada tahun 1997 adalah kebalikan dari kondisi saat ini. Saat itu, kita mengekspor 1 juta barel per hari; sekarang, kita mengimpor 1 juta barel per hari,” katanya. Konsumsi minyak rata-rata di Indonesia adalah 1,6 juta barel per hari.
Meningkatkan produksi minyak dan gas merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mencapai swasembada energi. Berita terkait: Dorongan swasembada energi untuk meningkatkan pertumbuhan energi terbarukan: menteri
Kerjasama dengan Kanada untuk mendukung kebutuhan energi: menteri
Penerjemah: Kelik Dewanto, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024