Industri Minister Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan optimisme pada hari Rabu bahwa ekonomi berbasis minyak kelapa sawit Indonesia bisa mencapai hingga Rp775 triliun (sekitar US$49,56 miliar) pada akhir tahun ini. Estimasi ini didasarkan pada data Produk Domestik Bruto (PDB) nasional untuk kuartal kedua tahun 2024, yang tercatat sebesar Rp5.536 triliun, dengan kontribusi industri pengolahan minyak kelapa sawit sebesar 3,5 persen, atau Rp193,76 triliun.
Beliau mencatat bahwa sumbangan signifikan industri minyak kelapa sawit terhadap ekonomi nasional didukung oleh upaya downstreaming agresif pemerintah, yang telah menambah nilai yang cukup besar.
Secara praktis, downstreaming industri minyak kelapa sawit difokuskan pada produksi produk turunan dalam beberapa kategori: makanan (oleofood), non-makanan (oleokimia), bahan bakar terbarukan (bahan bakar nabati), dan bahan baru ramah lingkungan (biomaterial), jelasnya.
Pengembangan produk turunan minyak kelapa sawit juga diarahkan pada barang bernilai tinggi, seperti deterjen cair, kosmetik, cat, dan farmasi, yang dapat menghasilkan nilai tambah hingga 580 persen, tambahnya.
“Adapun produk turunan biomassa, kami fokus pada pengembangan turunan seperti dimetil eter (DME), yang dapat digunakan sebagai alternatif gas petroleum cair (LPG). Selain itu, ada produk seperti kapasitor, biokatalis, dan G-2 etanol,” kata Kartasasmita.
Beliau juga menyebutkan bahwa jenis produk turunan yang dibuat oleh industri minyak kelapa sawit dalam negeri telah meningkat dari 48 pada tahun 2011 menjadi lebih dari 193 pada tahun 2023 dan kini mencapai 200.
Menurut data dari tahun 2023, nilai ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya mencapai US$28,45 miliar, mewakili 11,6 persen dari total ekspor non-migas.
Sektor ini juga menyerap 16,2 juta pekerja langsung dan tidak langsung, termasuk petani kecil, sebagai bagian dari tujuan kebijakan nasional.
Berita terkait: Pemerintah meningkatkan dana untuk program peremajaan kelapa sawit
Berita terkait: Indonesia mendesak aturan diligensi yang adil dari Inggris mengenai minyak kelapa sawit
Copyright © ANTARA 2024