Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan melaporkan bahwa sekolah-sekolah di 52 kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mengalami kerusakan dengan tingkat yang bervariasi. Hal ini menunda dimulainya kembali pembelajaran pasca banjir dan tanah longsor akhir November.
Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti menyampaikan kepada DPR RI pada Senin (9/12) bahwa di Aceh, 15 kabupaten dan kota masih belum bisa membuka sekolah. Tiga wilayah lain sudah mulai membuka sekolah secara bertahap, sementara otoritas setempat terus menilai keamanan dan kesiapan untuk siswa.
Di Sumatera Utara, dua kabupaten belum bisa mengadakan kelas, sedangkan dua lainnya melakukan pembelajaran terbatas. Upaya difokuskan pada pemulihan fasilitas dan memastikan akses bagi siswa yang terdampak kerusakan infrastruktur.
Sementara di Sumatera Barat, pembelajaran sebagian besar telah berjalan kembali. Kecuali untuk 93 sekolah di Kabupaten Agam yang masih fokus pada pemulihan. Operasi pemulihan diperkirakan berlanjut hingga 22 Desember, menurut sang Menteri.
Kementerian telah mengeluarkan surat edaran pada 8 Desember untuk menerapkan pembelajaran darurat. Langkah-langkahnya mencakup kelas sementara, relokasi siswa ke sekolah yang tidak terdampak, jadwal fleksibel, dan modul pembelajaran darurat.
Guru dan tenaga kependidikan mendapat dukungan untuk mengajar di tenda dan ruang kelas darurat yang didirikan di wilayah terdampak. Hal ini agar siswa tetap bisa belajar meski fasilitas terganggu.
Untuk ujian semester, Mu’ti mendorong pemerintah daerah menyesuaikan jadwal berdasarkan kondisi pascabencana. Waktu pelaksanaan ujian didelegasikan ke daerah karena dinilai paling memahami kapasitas dan keamanan di lapangan.
Langkah tanggap darurat termasuk perbaikan fasilitas sekolah dengan bantuan Rp10 juta hingga Rp25 juta per sekolah, tergantung tingkat kerusakan. Asesmen untuk prioritas anggaran 2026 juga sedang berlangsung.
Bantuan darurat lain meliputi Rp6,4 miliar untuk tanggap darurat, Rp293 juta untuk santunan kematian atau pengobatan siswa dan guru, 10.000 paket perlengkapan sekolah, serta 74 tenda darurat untuk kelas.
Mu’ti menekankan bahwa keselamatan siswa dan kelanjutan belajar adalah prioritas utama. Bantuan tambahan akan diberikan sesuai kebutuhan untuk memastikan pemulihan total sekolah dan aktivitas pendidikan kembali normal.
Sumber terkait:
- Banjir – Anggaran pendidikan direvisi untuk percepat pemulihan sekolah
- Beberapa sekolah di Sumatra akan direlokasi pasca banjir, kata Menteri
Penerjemah: Hana Dewi Kinarina Kaban, Mecca Yumna
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025