Bogor, Jawa Barat (ANTARA) – Rakyat Indonesia telah membuat keputusan mereka. Setidaknya 1,7 juta pemilih yang tinggal di luar negeri memberikan suara mereka untuk Pemilihan Umum sebelum Rabu (14 Februari 2024), sementara lebih dari 203 juta pemilih yang tinggal di Indonesia berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara pada Hari Pemilihan.
Pemilih yang tinggal di luar Indonesia memberikan suara mereka di 828 tempat pemungutan suara melalui 1.580 kotak suara bergerak dan 651 layanan pos, sementara penduduk Indonesia menggunakan hak pilih mereka di 820.161 tempat pemungutan suara.
Dengan tempat pemungutan suara di 84 daerah pemilihan di 38 provinsi tetap dibuka dari pukul 07.00 hingga 13.00 waktu setempat, banyak pemilih telah mempersiapkan diri untuk mengunjungi tempat pemungutan suara di pagi hari.
Puteri Shafira Nasution mengatakan dia berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 004 di daerah tempat tinggalnya di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 09.00.
Dengan mengenakan Kebaya, dia pergi ke TPS 004 setelah menonton liputan langsung tiga kandidat presiden memberikan suara di lingkungan masing-masing.
“Ini adalah partisipasi ketiga saya dalam pemilihan parlemen dan presiden Indonesia,” kata wanita muda yang biasa dipanggil Putri.
Putri menambahkan bahwa proses pemungutan suara berlangsung damai, dan karena Hari Pemilihan bertepatan dengan Hari Valentine, anggota panitia kerja TPS 004 mengenakan kaos berwarna merah muda.
Bagi Putri, waktu yang dibutuhkan untuk mendaftar dan memberikan suara hanya 15 menit. Seperti pemilih lainnya, Nasution mengambil lima lembar surat suara dari petugas KPPS.
Sesuai dengan aturan sistem pemilihan Indonesia, dia dan pemilih lainnya diwajibkan untuk mencongkel lubang di nama kandidat atau partai politik pilihan mereka dengan paku yang disiapkan oleh petugas KPPS di surat suara.
Putri mengatakan dia telah memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diinginkan, serta calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan kabupaten/kota (DPRD-I dan DPRD-II), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
“Upaya telah dilakukan, dan sekarang saatnya berdoa untuk hasil terbaik,” katanya.
Siapapun yang memenangkan perlombaan presiden diharapkan dapat “membawa perubahan positif demi kemajuan Indonesia,” katanya.
Masyarakat, bagaimanapun, perlu bersabar untuk mengetahui hasil resmi dari pemilihan Rabu ini, karena hasil perhitungan suara manual akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) paling lambat pada 20 Maret.
Tak diragukan lagi, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD beserta koalisi partai politik mereka juga menantikan saat kebenaran.
Sementara itu, beberapa hitungan cepat lembaga survei yang disiarkan di stasiun TV nasional menunjukkan hasil yang menguntungkan bagi pasangan Prabowo-Gibran.
Dengan demikian, pada Rabu malam, pasangan calon dan koalisi partai mereka merayakan hasil hitungan cepat dengan berkumpul bersama pendukung setia mereka di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
Setelah hasil resmi perhitungan suara manual akhir KPU diumumkan, pasangan calon pemenang harus menunggu pelantikan presiden yang telah dijadwalkan pada 20 Oktober.
Harapan besar
Pemilih yang tinggal di luar negeri dan di Indonesia memiliki harapan besar terhadap pasangan calon terpilih yang bekerja untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan makmur.
Indonesia dan banyak negara lain menghadapi beberapa tantangan akibat ketidakstabilan ekonomi global, dampak berkelanjutan pemanasan global, perang di Ukraina dan Palestina, serta persaingan antara negara-negara kuat.
Menurut seorang peneliti senior di Institut untuk Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef), Riza Annisa Pujarama, penyelesaian masalah di pedesaan diperlukan agar Indonesia dapat menciptakan lebih banyak pusat pertumbuhan ekonomi.
Menanggapi debat calon wakil presiden menjelang Hari Pemilihan, dia mengatakan bahwa masalah-masalah desa tidak hanya terkait dengan dana desa.
Salah satu masalah utama adalah menentukan bagaimana membuat desa-desa di Indonesia menjadi pusat pertumbuhan dengan menerapkan model pembangunan untuk daerah-daerah pinggiran, tambahnya.
Sementara itu, Muhammad Teguh Ariffaiz Nasution, yang sedang menempuh program pascasarjana di bidang studi strategis di Australian National University (ANU), menekankan pentingnya meningkatkan kemampuan Indonesia untuk menghadapi tren geopolitik saat ini dan masa depan.
Dia mengatakan bahwa pemimpin Indonesia berikutnya diharapkan dapat mengambil langkah-langkah tegas untuk merespons tren geopolitik yang semakin mengkhawatirkan yang dihadapi oleh negara saat ini.
“Lingkungan strategis kita saat ini di Indo-Pasifik akan didominasi oleh persaingan kekuatan besar antara China dan Amerika Serikat, dengan potensi titik-titik konflik terbuka di Semenanjung Korea, Taiwan, Laut China Timur, dan Laut China Selatan,” katanya.
Di antara mereka, konflik potensial atas Taiwan dan Laut China Selatan dapat secara langsung berdampak pada Indonesia dengan mengganggu pengiriman maritim, yang akan merugikan ekonomi nasional, atau ada kemungkinan lebih seriusnya konflik tersebut meluas ke wilayah Indonesia, katanya.
Oleh karena itu, siapapun yang memenangkan perlombaan presiden harus berkomitmen untuk memperkuat kemampuan pertahanan Indonesia—tidak hanya dengan membeli persenjataan canggih dari pemasok asing, tetapi juga dengan menginvestasikan dana yang cukup dalam industri pertahanan dalam negeri, tambah Nasution.
Berita terkait: Pemilihan menantang target investasi 106 miliar dolar AS: Menteri
Berita terkait: Prabowo-Gibran menang besar di tempat pemungutan suara tempat Prabowo memberikan suara
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024