Sejarah Indonesia Akan Ditulis Kembali, Anies Baswedan Ingatkan Pentingnya Objektivitas

Senin, 14 Juli 2025 – 05:48 WIB

Jakarta, VIVA – Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan menegaskan, penulisan ulang sejarah Indonesia yang direncanakan pemerintah harus dilakukan secara objektif. Tidak boleh ada yang dikurangin atau ditambahkan dalam prosesnya.

Baca Juga:
Anies soal Penulisan Ulang Sejarah: Penting untuk Tidak Mengurangi dan Menambah

"Penting buat nggak ngurangin dan juga nggak nambahin, tapi lengkap apa adanya, biar sejarah bisa jadi pelajaran," kata Anies di Jakarta, Minggu, 13 Juli 2025.

"Keberhasilan (dalam sejarah Indonesia) jadi kebanggaan, kekurangannya jadi bahan koreksi. Itulah perjalanan bangsa," lanjutnya.

Baca Juga:
Anies Singgung RI Kerap Absen di Forum PBB: Kepala Negara Tak Muncul

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Mantan Gubernur DKI itu bilang, kelengkapan semua peristiwa yang udah terjadi di Indonesia adalah bagian dari sejarah. Kalau ada kesalahan, itu harus diperbaiki.

Baca Juga:
Fadli Zon: Uji Publik Penulisan Ulang Buku Sejarah Digelar 20 Juli 2025

"Iya, objektivitas, kelengkapan semua peristiwa. Bangsa mana pun pasti punya masa jaya, prestasi yang dibanggakan, dan masalah yang perlu dikoreksi. Semua itu bagian dari sejarah," jelas Anies.

"Manusia juga gitu, ada prestasinya, ada frustasinya, dan itu bagian dari sejarah pribadi. Itu pesan aku," tambahnya.

Diketahui, sebelumnya Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendukung pembentukan tim supervisi oleh DPR terkait penulisan ulang sejarah.

Dia bilang, uji publik bakal dimulai tanggal 20 Juli 2025 sebagai bagian dari rencana pemerintah menulis ulang sejarah Indonesia.

"Ya baguslah. Kan emang tugas DPR buat ngawasi, termasuk dari Komisi X," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Diketahui, sebelumnya Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan tanggapan positif atas pembentukan tim supervisi oleh DPR terkait penulisan ulang sejarah.

MEMBACA  Judul Baru dalam Bahasa Indonesia: "Undang-Undang Amnesti Baru untuk Pelanggaran HAM di Peru Picu Kemarahan dan Aksi Protes | Berita Kejahatan Kemanusiaan"