Sandiaga Minta Pembangunan di Destinasi Wisata Bali Tidak Merusak Alam

loading…

Sandiaga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembangunan di destinasi wisata yang merusak alam. Ini menyusul garis pantai di Bali yang mulai menyusut. Foto/dok Kemenparekraf

JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembangunan di destinasi wisata yang merusak alam. Hal ini menyusul garis pantai di Bali yang mulai menyusut akibat abrasi.

Temuan tersebut berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Indonesia, Jepang, dan Tuki. Banyak yang menduga kondisi ini disebabkan karena pembangunan vila hingga beach club di pesisir pantai Bali.

“Harus dipastikan pembangunan. Bukan hanya di Bali ya, di destinasi wisata yang ada di Indonesia itu harus berkualitas dan berkelanjutan. Jadi proses menjaga kelestarian lingkungan itu haris kita hadirkan,” kata Sandiaga dalam Weekly Brief with Sandiaga Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2024).

Sandiaga menjelaskan bahwa terjadinya abrasi dan menyusutnya garis pantai di Bali ini juga diakibatkan oleh fenomena alam climate change dan pemanasan global. Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan permukaan laut sehingga makin mengikis garis pantai.

“Dampak climate change dengan sea level rising dengan adanya pemanasan global ini, memang ada peningkatan permukaan air. Dan ini yang harus disikapi dengan penuh kehati-hatian,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sandiaga mengungkap bahwa pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif juga perlu sadar akan tanggung jawab menjaga alam khususnya dalam melakukan pembangunan di destinasi wisata.

Tak hanya beach club maupun pulau Bali, pembangunan yang berkualitas dan bertanggung jawab juga perlu dilakukan di setiap destinasi wisata Tanah Air.

“Jadi yuk sama-sama kita pastikan pembangunan, bukan hanya beach club dan vila tapi semua jenis pembangunan tidak merusak lingkungan,” tandasnya.

MEMBACA  5 Manfaat Daun Pandan, Membantu Mengobati Penyakit Ini

(dra)