Sabtu, 3 Mei 2025 – 21:08 WIB
Bogor, VIVA – Presiden RI, Prabowo Subianto menggelar rapat bersama jajaran Badan Gizi Nasional (BGN) di kediaman pribadinya daerah Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Baca Juga :
PGNR Dukung Strategi Prabowo Wujudkan Ketahanan Pangan: RI Berpotensi Kembali Mandiri Penuhi Kebutuhan Pangan
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menjelaskan rapat ini merupakan tindak lanjut dari komunikasi Presiden Prabowo yang meminta laporan terkini terkait progres program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Pada intinya, dua hari yang lalu Presiden telepon terkait dengan progres tentang makan bergizi,” kata Dadan dalam keterangannya pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Baca Juga :
Prabowo Ultimatum Pejabat Daerah: Jangan Korupsi Selewengkan Anggaran Rakyat
Kepala BGN, Dadan Hindayana dalam rapat mengenai progres program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Hambalang, Bogor
Dalam pertemuan tersebut, Dadan melaporkan capaian hingga April 2025, serta rencana percepatan pembentukan satuan pelayanan baru.
Baca Juga :
Sudah dari 2023, Menko Yusril Pastikan Pemerintah Siap Bahas RUU Perampasan Aset dengan DPR
“Kemudian kami sampaikan, dan beliau bertanya terkait dengan target-target yang ingin dicapai,” ungkapnya. Dadan menjelaskan, program makan bergizi gratis saat ini telah melayani sekitar 3,3 juta penerima manfaat. Ia juga menyampaikan adanya potensi penambahan SPPG baru yang direncanakan mulai beroperasi pada tanggal 5 dan 14 Mei 2025.
“Sehingga, Insya Allah pertengahan Mei ini sudah bisa melayani kurang lebih, lebih dari 4 juta penerima manfaat,” jelasnya. Dalam pengarahan kepada jajaran Badan Gizi Nasional, Presiden Prabowo menekankan pentingnya ketelitian dan kecermatan dalam menjalankan program ini. Hal tersebut penting mengingat program makan bergizi gratis merupakan investasi strategis bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
“Pak Presiden tadi mengarahkan kepada kami agar kami tetap semangat untuk berkarya, bekerja lebih teliti, lebih cermat. Karena ini adalah program strategis, program untuk investasi SDM masa depan, dan ini sangat riskan dengan hal-hal yang akan terjadi di lapangan,” ungkap Dadan.