Rwanda menyoroti pentingnya IAF bagi Indonesia, negara-negara Afrika

Duta Besar Republik Rwanda untuk Indonesia Sheikh Abdul Karim Harelimana menyoroti pentingnya Forum Indonesia-Afrika ke-2 bagi Indonesia dan Rwanda, serta negara-negara Afrika lainnya yang berpartisipasi. Diskusi dan pertukaran yang akan terjadi dalam pertemuan ini akan bermanfaat tidak hanya bagi Rwanda dan Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara peserta, termasuk Afrika, negara-negara Afrika lainnya, atau Afrika sebagai benua, katanya kepada ANTARA di sini pada Kamis. Dia mencatat bahwa Indonesia dan Rwanda termasuk dalam Global Selatan. Dan kerja sama antara Global Selatan, tambahnya, sudah sangat dalam. Oleh karena itu, katanya, ia menganggap Forum Indonesia-Afrika ke-2 sangat penting karena akan memberikan banyak manfaat bagi negara-negara peserta. Hubungan antara Indonesia dan Rwanda sudah berlangsung lama, beberapa tahun sebelum dibukanya kedutaan Rwanda di Jakarta. Oleh karena itu, katanya, ia berharap IAF, yang akan diselenggarakan pada awal September 2024, akan mampu menjembatani celah yang ada dalam hubungan bilateral antara kedua negara. “Jadi, ini adalah harapan kami, dan ini adalah manfaat yang kami harapkan untuk diperoleh dari forum ini,” tambahnya. Harelimana juga menyatakan harapannya bahwa forum tersebut akan membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dan negara-negara Afrika. Tantangan yang ia maksud termasuk ketidakseimbangan dalam perdagangan dan pertukaran komoditas antara negara-negara berkembang dan negara maju. Global Utara ingin mengambilnya sebagaimana adanya, dan hampir tidak ada apa-apanya. Ketika mereka mentransformasikannya di negara mereka, pabrik dan industri mereka, mereka membawanya kembali ke Global Selatan dengan harga yang sangat tinggi dan sangat mahal, jelasnya. Tantangan lainnya adalah peningkatan degradasi lingkungan, terutama di negara-negara Barat, di mana industri menyebabkan kerusakan pada lingkungan, yang berdampak besar pada seluruh dunia. “Dan ketika kita membicarakannya, ketika kita melihat solusi untuk mereka, mereka melihat ekonomi mereka dan sisi ekonomi mereka, yang tidak ingin mereka rugi,” katanya. Melalui Forum Indonesia-Afrika ke-2, diharapkan Indonesia dan negara-negara Afrika dapat menemukan solusi mereka sendiri terhadap tantangan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang, tambahnya. “Jadi, jika Global Selatan memahami bahwa masalah ini membutuhkan perhatian mereka dan (menemukan) solusinya dari dalam diri mereka sendiri, saya harap dengan itu, kita akan mampu menghadapi dan mengatasi beberapa tantangan ini,” kata duta besar. Dengan tema “Semangat Bandung untuk Agenda 2063 Afrika,” forum ini diharapkan menjadi dasar untuk membangun kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika di masa depan. Beberapa bentuk kerja sama yang akan diprioritaskan dalam forum termasuk kerja sama dalam transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan. Hasil konkret yang diharapkan dicapai termasuk kesepakatan antara pemerintah (Pemerintah-ke-Pemerintah), pemerintah dan bisnis (Pemerintah-ke-Bisnis), dan bisnis (Bisnis-ke-Bisnis), serta Desain Besar untuk pembangunan Indonesia dengan Afrika, termasuk dengan negara-negara ketiga melalui kerja sama segitiga. Berita terkait: Indonesia akan mengangkat empat isu di 2nd IAF, menargetkan US$3,5 miliar Berita terkait: Indonesia akan meningkatkan ketahanan pangan, kerja sama energi dengan Afrika Reporter: Katriana Editor: Rahmad Nasution Hak cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  Uni Eropa Meningkatkan Anggaran Sebesar $2,26 Miliar untuk Mengatasi Migrasi, Termasuk Bantuan bagi Pengungsi Ukraina