Rusia Mengungkap Fakta Ukraina Membunuh 65 Prajuritnya Sendiri di Depan PBB

Jumat, 26 Januari 2024 – 06:50 WIB

VIVA – Dmitry Polyansky, Deputi Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), mengungkapkan hasil dari investigasi jatuhnya pesawat angkut Ilyushin Il-76 di Belgorod, di hadapan Dewan Keamanan PBB, pada Kamis 25 Januari 2024.

Baca Juga:

Kharkiv Dihujani Rudal Rusia, Puluhan Pasukan Elite Kraken Ukraina Tewas

VIVA Militer melaporkan sebelumnya bahwa pesawat angkut berat Il-76 militer Rusia jatuh di dekat desa Yablonovo, Belgorod, pada Rabu 24 Januari 2024. Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan menuju Belgorod membawa 65 tentara Ukraina yang merupakan tawanan perang militer Rusia.

Baca Juga:

Penuhi Kebutuhan Rakyat, KSAD Jenderal Maruli Resmikan Sumur Bor di Wilayah Perbatasan RI-Malaysia

Sayangnya, seluruh prajurit tersebut tewas dalam insiden tersebut. Tak terkecuali enam awak pesawat dan tiga orang pendamping tahanan juga menjadi korban.

VIVA Militer: Ledakan pesawat militer Rusia Il-76 setelah jatuh di Belgorod

Baca Juga:

Houthi Yaman Klaim Rudalnya Hantam Kapal Perang AS di Teluk Aden, Dibantah Pusat Komando

Pada kenyataannya, puluhan tentara Ukraina tersebut akan dipulangkan ke negaranya dalam proses pertukaran tahanan perang. Kolonel Jenderal Andrey Kartapolov, anggota Komite Dewan Keamanan Negara Duma, menduga bahwa pesawat militer Angkatan Udara Rusia (VVS) jatuh akibat serangan militer Ukraina. Kartapolov bahkan meyakini bahwa Il-76 telah menjadi sasaran tembakan rudal MIM-104 Patriot buatan Amerika Serikat (AS), atau rudal IRIS-T yang dikirimkan oleh Jerman.

Ternyata, setelah penyelidikan dilakukan, ditemukan sejumlah data dan fakta yang membuktikan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) adalah pelaku serangan tersebut.

VIVA Militer: Bangkai pesawat Ilyushin Il-76 militer Rusia

Seperti yang dikatakan oleh Kartapolov, Polyanski dengan tegas menyatakan bahwa para pimpinan militer dan intelijen Ukraina telah mengetahui rute penerbangan pesawat tersebut.

MEMBACA  Swedia dan Kanada Akan Memulai Kembali Pembayaran ke Badan PBB untuk Palestina

“Semua data yang ada saat ini menunjukkan bahwa ini adalah kejahatan yang disengaja dan direncanakan,” kata Polyanski.

“Pemimpin Ukraina sudah tahu rute dan sarana yang digunakan oleh tentara Ukraina untuk diangkut ke titik pertukaran yang telah disepakati,” katanya seperti yang dikutip oleh VIVA Militer dari Russia Today.

Polyanski juga mengungkapkan bahwa serangan ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh militer Ukraina. Namun, menurutnya, serangan ini merupakan tindakan sabotase yang terparah.

VIVA Militer: Bangkai pesawat Ilyushin Il-76 militer Rusia

Tujuan serangan ini jelas, yakni untuk menggagalkan proses pertukaran tawanan perang antara Rusia dan Ukraina.

“Operasi ini bukan yang pertama kali. Namun, dengan alasan yang tidak dapat dijelaskan, rezim di Kiev kali ini memutuskan untuk menyabotase pertukaran tersebut dengan cara yang paling biadab,” kata Polyanski.

Polyanski lebih lanjut mengungkapkan bahwa rudal yang menghantam pesawat ditembakkan oleh tentara Ukraina dari desa Lyptsi, di wilayah Kharkiv.

Dan dari fakta yang ditemukan di lapangan, dugaan Kartapolov tentang senjata yang digunakan juga sama, yaitu rudal Patriot dan IRIS-T. Polyanski menegaskan bahwa jika hal ini bisa dipastikan, negara-negara Barat akan terlibat dalam kejahatan ini.

VIVA Militer: Bangkai pesawat Ilyushin Il-76 militer Rusia

“Jika hal ini terkonfirmasi, negara-negara Barat yang memasok rudal tersebut akan secara langsung terlibat dalam kejahatan ini,” kata Polyanski.

“Seperti yang mereka lakukan dalam penembakan yang dilakukan oleh Ukraina terhadap lingkungan damai di kota-kota Rusia dengan menggunakan senjata Barat,” katanya.

Halaman Selanjutnya

Kartapolov bahkan meyakini bahwa Il-76 telah menjadi sasaran tembakan rudal MIM-104 Patriot buatan Amerika Serikat (AS), atau rudal IRIS-T yang dikirimkan oleh Jerman.

MEMBACA  Manfaat Kurma untuk Meningkatkan Gairah Seksual dan Menggagalkan Diet