RI siap menghadapi dampak perang dagang AS-China: menteri

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan bahwa Indonesia siap menghadapi dampak potensial dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

“Itu sudah menjadi masalah dalam waktu yang lama, jadi kita sudah siap,” tambahnya di Jakarta pada hari Rabu.

Potensi perang dagang tersebut diprediksi akan muncul setelah Donald Trump resmi menjadi presiden.

Trump dikenal telah mengusulkan kebijakan tarif 100 persen untuk negara-negara anggota BRICS dan kenaikan tarif 60 persen untuk produk Tiongkok, yang bisa memperburuk ketegangan geopolitik dan mengganggu rantai pasok global.

Santoso mengatakan bahwa salah satu cara utama untuk menjaga ekonomi di tengah ketegangan adalah dengan meningkatkan daya saing. Menurutnya, daya saing yang kuat akan membuat Indonesia menarik bagi negara lain karena keunggulannya dalam perdagangan barang dan jasa.

“Hampir sama seperti sebelumnya (selama kepemimpinan Trump sebelumnya), jadi kita harus siap. Yang paling penting adalah kita memiliki daya saing. Jika kita kompetitif, maka kita bersaing dengan negara lain, daya saing kita kuat, itulah yang paling penting, sehingga kita tidak kalah,” paparnya.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah akan mengeksplorasi pendekatan baru untuk membentuk kerja sama ekonomi bilateral dengan AS.

“Kami akan mencoba mendekat lagi untuk menemukan hubungan yang baik agar kita dapat menembus pasar mereka,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa Indonesia akan mencari penurunan tarif perdagangan dari AS melalui kerja sama bilateral.

Upaya ini akan dilakukan sebagai langkah mitigasi terhadap kebijakan tarif impor yang akan datang selama kepresidenan Trump.

“Kami meminta kerja sama ekonomi bilateral untuk menurunkan tarif,” informasinya setelah acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta pada hari Senin.

MEMBACA  Tim Trump siap mengumumkan Scott Bessent sebagai pilihan untuk Departemen Keuangan

Ia mengatakan bahwa kerja sama perdagangan Indonesia-AS bisa dikejar melalui berbagai mekanisme, termasuk perjanjian perdagangan bebas (FTA).

Trump akan dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat pada 20 Januari 2025. Menjelang pelantikan, Hartarto mencatat, AS telah mulai memberlakukan tarif pada produk impor Indonesia, seperti pakaian dan komoditas.

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar