RI menyambut rencana Kenya bergabung dengan aliansi keuangan iklim global.

Selamat datang di ANTARA – Indonesia menyambut dengan baik niat Kenya untuk menjadi negara pertama yang bergabung dengan Aliansi Pembiayaan Gabungan Global (GBFA), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan di sini pada hari Kamis.

GBFA adalah platform internasional yang dipimpin oleh Indonesia untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan aksi iklim.

\”Kami berterima kasih atas partisipasi Kenya dalam GBFA. Keputusan ini mencerminkan kepercayaan mereka pada platform ini sebagai sarana penting bagi negara berkembang untuk memobilisasi dana yang sangat diperlukan untuk SDGs dan aksi iklim,\” kata menteri tersebut.

Partisipasi Kenya juga disebutkan dalam Pasal Perjanjian GBFA (AoA) setelah UNDP, Tony Blair Institute for Global Change (TBI), dan United in Diversity bergabung dengan GBFA sebagai mitra pengetahuan.

Pandjaitan mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas operasional aliansi tersebut di tingkat global, khususnya di Global Selatan, agar platform tersebut dapat mencapai tujuan strategisnya dengan lebih efektif.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menginisiasi pembentukan platform GBFA selama Kepresidenan G20 Indonesia pada tahun 2022, bersama dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri.

Meskipun komitmen global sebesar US$100 miliar dalam pembiayaan untuk negara-negara berkembang pada tahun 2022, pembiayaan iklim masih jauh dari kebutuhan nyata.

Negara-negara berkembang menghadapi kesenjangan keuangan tahunan sebesar US$3 triliun untuk aksi iklim dan SDGs.

Kesenjangan pembiayaan ini memerlukan peningkatan investasi, implementasi mekanisme pembiayaan inovatif, serta komitmen dari pemerintah dan sektor swasta.

GBFA dibentuk sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak akan platform pembiayaan yang dipimpin oleh negara-negara Global Selatan terkait implementasi SDGs dan aksi iklim.

MEMBACA  Ribuan Aktivis Pro-Palestina Menyentak Konvensi Partai Demokrat, Mengapa?

\”GBFA unik karena mendukung anggotanya dalam mengembangkan platform nasional yang memberikan struktur bagi proyek-proyek pembangunan terkait SDGs dan aksi iklim, sehingga menarik bagi investor,\” kata Pandjaitan.

Sementara itu, Menteri Pertambangan dan Ekonomi Biru Kenya, Hassan Ali Joho, menyatakan bahwa meskipun Kenya tidak dapat menandatangani AoA pada hari Kamis, negaranya tetap berkomitmen untuk bergabung dengan GBFA.

Beliau menekankan bahwa pembiayaan gabungan adalah kunci bagi negara-negara berkembang.

Deputi koordinasi pengelolaan lingkungan dan kehutanan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, menekankan pentingnya kerja sama global untuk memastikan bahwa GBFA memiliki dampak positif.

\”GBFA bukan hanya investasi dollar, tetapi juga langkah menuju dunia yang lebih cerah dan baik. Kami mengundang negara-negara lain juga untuk mendukung upaya ini karena generasi mendatang akan mengingat para pemimpin yang teguh dalam momentum penting ini,\” katanya.

Berita terkait: Indonesia mengejar percepatan implementasi PTA dengan Kenya

Berita terkait: Indonesia, Kenya akan membentuk tim tugas untuk memperkuat hubungan: menteri

Penerjemah: Sinta Ambarwati, Yashinta Difa
Editor: Tia Mutiasari
Hak cipta © ANTARA 2024