Rencana Indonesia untuk meminjam hewan endemik untuk konservasi

Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan skema pendanaan konservasi yang melibatkan peminjaman hewan endemik ke negara lain dengan membayar biaya.
Inisiatif ini akan dimulai dengan meminjam orangutan (Pongo pygmaeus) ke Jepang.
Skema ini akan didasarkan pada program panda China, menurut Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem (KSDAE) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dia mengumumkan hal ini di Jakarta pada hari Selasa.
Perlu dicatat bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan baru-baru ini telah dibagi menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan yang terpisah.
Pudyatmoko menjelaskan bahwa panda yang saat ini tinggal di Taman Safari Bogor awalnya dipinjam melalui perjanjian pemerintah ke pemerintah (G2G) dengan China, yang kemudian bertransisi menjadi perjanjian bisnis ke bisnis (B2B) untuk periode tertentu.
Indonesia bertanggung jawab atas biaya pinjaman, pemeliharaan, dan biaya kesehatan untuk panda.
Indonesia telah memulai proses ini, kata Pudyatmoko. “Misalnya, kami telah bermitra dengan kebun binatang di Ehime, Jepang, untuk meminjam orangutan,” jelasnya.
“Perjanjian G2G antara pemerintah Indonesia dan Jepang akan dibentuk, diikuti dengan perjanjian B2B. Perjanjian G2G akan berfungsi sebagai kerangka kerja untuk memastikan kelanjutan kerja sama B2B,” tambahnya.
Pudyatmoko menjamin bahwa pemerintah Jepang telah berkomitmen untuk mendanai proses peminjaman orangutan ke Jepang.
Dana ini akan dialokasikan untuk kegiatan konservasi di Indonesia, sesuai dengan Protokol Nagoya.
“Seperti yang kita tahu, konservasi orangutan sangat mahal. Pemerintah Jepang akan mendukung upaya konservasi Indonesia untuk orangutan, baik di dalam maupun di luar habitat alam mereka. Detail pendanaan spesifik akan disepakati oleh kedua pemerintah,” jelasnya.
Kesempatan serupa mungkin muncul untuk hewan endemik lain, seperti harimau Sumatera dan naga Komodo, untuk dipamerkan di kebun binatang di luar negeri.
Pudyatmoko menyatakan bahwa timnya akan melakukan inventarisasi hewan asli Indonesia yang saat ini tinggal di negara asing.
Berita terkait: Pelajaran yang dipetik dari kasus penjaga landak Bali
Berita terkait: Pemerintah mengonfirmasi bayi badak Jawa baru terlihat di taman Ujung Kulon

MEMBACA  Kita membutuhkan pikiran yang berani untuk menantang AI, bukan penulis prompt yang malas, kata CIO bank