Kementerian Perlindungan Pekerja Migran berencana mendirikan 100 pusat pelatihan kejuruan untuk meningkatkan keterampilan pekerja migran, memastikan bahwa mereka lebih siap untuk bekerja di luar negeri.
“Presiden telah meminta dan akan mendukung pengembangan sekitar 100 pusat pelatihan kejuruan,” kata Menteri Abdul Kadir Karding di Jakarta pada hari Senin.
Dia menjelaskan bahwa pusat-pusat tersebut akan dibangun secara bertahap, dengan 30 di antaranya direncanakan selama fase awal.
Kementerian juga berharap melibatkan sektor swasta dalam mendirikan lembaga pelatihan kerja (LPK), yang akan melengkapi pusat pelatihan kerja (BLK) yang dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Lembaga-lembaga ini bertujuan untuk membekali individu yang mencari pekerjaan di luar negeri dengan keterampilan yang diperlukan.
“Kami akan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan,” tegas Karding.
Kerja sama akan melibatkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi. Melalui kolaborasi ini, sekolah menengah kejuruan, sekolah keperawatan, dan lembaga khusus lainnya diharapkan dapat menyelaraskan program pelatihan mereka dengan peluang kerja di pasar internasional.
Karding menyatakan optimisme bahwa kerja sama ini akan memungkinkan LPK dan BLK untuk menyiapkan calon pekerja migran secara lebih efektif, terutama dengan meningkatkan kemampuan bahasa dan keterampilan kritis lainnya.
Dengan meningkatkan kemampuan ini, penempatan pekerja migran diharapkan lebih sesuai dengan permintaan pasar kerja luar negeri.
“Kami yakin bahwa dengan memperkuat upaya ini, kami dapat mengirimkan lebih banyak pekerja terampil ke luar negeri,” katanya.
Berita terkait: Pemerintah akan mengalokasikan US$2,7 miliar untuk pekerja migran
Berita terkait: Indonesia siapkan pendanaan Rp20 triliun untuk UMKM, pekerja migran
Penerjemah: Katriana, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025