Rano Karno Desak Investigasi Tuntas Akar Masalah Ledakan SMAN 72

Minggu, 23 November 2025 – 02:02 WIB

Jakarta, VIVA – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, minta supaya kasus perundungan (bullying) yang terjadi di SMAN 72 Jakarta yang diduga menyebabkan ledakan di sekolah itu untuk diusut tuntas. Tujuannya biar kejadian serupa tidak terulang lagi.

“Harus dicari akar masalahnya apa. Saya sudah perintahkan ke Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk menyelidiki sampai tuntas supaya hal ini tidak terjadi lagi,” kata Rano dalam acara "Kick Off Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2025" di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, kejadian ini harus jadi pembelajaran buat semua pihak. Semua harus lebih waspada karena ledakan bom rakitan yang dilakukan seorang siswa di SMAN 72 ini tidak pernah diduga sebelumnya.

Hingga saat ini, anak yang diduga pelaku sedang dirawat terpisah di RS Polri. Sementara itu, korban lain dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta.

Rano mengaku sangat sedih dengan apa yang terjadi di SMAN 72. Saat kejadian, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, langsung datang ke sekolah, sedangkan Rano sendiri pergi ke rumah sakit untuk menjenguk para korban ledakan.

“Kami akan biayai pengobatan anak-anak yang jadi korban sampai sembuh, termasuk untuk yang berobat jalan,” ujarnya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa anak berhadapan hukum (ABH) yang meledakkan bom di SMAN 72 Jakarta diduga membeli bahan-bahan peledaknya secara online.

Fakta ini diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto, Jumat (21/11/2025), setelah memeriksa ayah dari ABH.

"Iya, benar (beli online). Soalnya orang tuanya yang terima paketnya," kata Budi.

Dia menjelaskan, orang tua ABH tidak curiga dengan paket tersebut karena sang anak mengaku bahwa isinya untuk keperluan ekskul di sekolah.

MEMBACA  Putusan Pengadilan Perintahkan Investigasi Independen atas Dugaan Penipuan First Brands

"Kan barang-barang dalam paket itu dikatakannya buat ekstrakurikuler sekolah. Jadi keluarganya juga tidak ada yang curiga," jelas Budi. (ANT)