Selasa, 21 Mei 2024 – 04:45 WIB
VIVA – Jayabaya, yang menjabat sebagai raja keempat dari Kerajaan Kediri antara tahun 1135 hingga 1159 Masehi, dikenang sebagai penguasa yang membawa kerajaan itu ke puncak kejayaannya.
Baca Juga :
Dinilai Musyrik Lantaran Ramalannya, Begini Jawaban Hard Gumay
Di bawah kepemimpinan Jayabaya, Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan. Jayabaya juga dikenal luas berkat ramalannya yang terkenal dengan nama Jangka Jayabaya.
Ramalannya meliputi berbagai aspek kehidupan, mulai dari kondisi sosial dan politik hingga kemungkinan bencana di masa depan.
Baca Juga :
Terpidana Pembunuhan Vina Cirebon, Saka Tatal Dipaksa Ngaku oleh Polisi: Saya Dipukul dan Disetrum
Salah satu ramalan Jayabaya yang paling terkenal adalah prediksinya tentang terbelahnya Pulau Jawa menjadi dua bagian.
Menurut ramalan Jayabaya, “Pulo Jawa pecah dadi loro, wong Jawa kari separo,” yang berarti “Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua, dan penduduk Jawa hanya akan tinggal separuhnya.”
Baca Juga :
Kades Banjarwangunan Gerak Cari 3 Pelaku Pembunuh Vina Cirebon, Ini Hasilnya
Banyak sumber yang menyebutkan bahwa masyarakat Jawa mengaitkan ramalan ini dengan Gunung Slamet yang berada di Jawa Tengah.
Gunung Slamet terletak di lima kabupaten, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang. Sebagai gunung berapi yang aktif, Gunung Slamet memiliki potensi untuk erupsi kapan saja.
Letusan terakhir Gunung Slamet terjadi pada 17 September 2014. Berdasarkan ramalan Jayabaya, jika Gunung Slamet mengalami erupsi besar, hal ini bisa menciptakan parit besar yang menghubungkan Laut Jawa dengan Samudera Hindia, seolah membelah Pulau Jawa menjadi dua.
Ramalan Lain dari Jayabaya
Kereta Tanpa Kuda dan Teknologi Modern: Jayabaya meramalkan bahwa di masa depan, Nusantara akan memiliki kereta yang berjalan tanpa ditarik kuda, serta berbagai teknologi canggih lainnya.
Ramalannya berbunyi, “Mbesuk yen ana kreta mlaku tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing dhuwur awang-awang, kali ilang kedunge pasar ilang kumandange.” Artinya, “Besok kalau sudah ada kereta berjalan tak berkuda, tanah Jawa berkalung besi, perahu berjalan di atas angkasa, sungai kehilangan lubuknya, pasar hilang kumandangnya, itulah tanda bahwa zaman Jayabaya semakin dekat.”
Anak Melawan Bapak: Jayabaya juga meramalkan akan ada masa di mana anak-anak berani melawan orang tua mereka, atau “anak mangan bapak.”
Kesal Dilarang Ikut Touring, Anak Tega Aniaya Bapaknya hingga Sempoyongan
Zaman Penuh Bencana: Ramalan lainnya menyebutkan akan datangnya zaman penuh bencana di Nusantara, yang digambarkan sebagai “lindu ping pitu sedino, lemah bengkah, pagebluk rupo-rupo,” yang berarti “gempa tujuh kali sehari, tanah retak, berbagai macam bencana alam.”
Banyak Pengkhianat: Jayabaya juga meramalkan akan muncul banyak pengkhianat, atau “akeh pengkhianat,” di masa depan.
Ramalan-ramalan Jayabaya telah menjadi bagian dari kebudayaan dan kepercayaan masyarakat Jawa selama berabad-abad, memberikan pandangan yang menarik tentang masa depan yang penuh tantangan dan perubahan.
Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.
Halaman Selanjutnya
Gunung Slamet terletak di lima kabupaten, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang. Sebagai gunung berapi yang aktif, Gunung Slamet memiliki potensi untuk erupsi kapan saja.