Senin, 29 Desember 2025 – 00:05 WIB
Jakarta, VIVA – Raksasa ritel minuman dan es krim dari Tiongkok, Mixue, baru saja debut di pasar Amerika Serikat. Toko pertamanya buka di Hollywood Boulevard, Los Angeles. Ini adalah langkah besar Mixue untuk masuk ke pasar global, dan mereka juga rencananya akan buka toko di beberapa tempat di New York.
Dengan pembukaan toko ini, total gerai Mixue di seluruh dunia sekarang lebih dari 53.000. Jumlah ini sudah melewati merek-merek terkenal asal AS. Starbucks punya sekitar 40.000 gerai di 88 negara, Subwaay 37.000 gerai, dan KFC sekitar 30.000 gerai.
Mayoritas gerai Mixue memang ada di Tiongkok. Tapi, perusahaan ini sudah mengembangkan jaringan internasional dengan sekitar 4.700 gerai di 13 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Singapura, Australia, dan sekarang Amerika Serikat.
Zhang Hongchao Pemilik Mixue
Setelah Los Angeles, Mixue juga mulai membuka beberapa gerai di New York City. Toko-toko baru di AS ini termasuk di kawasan strategis seperti Times Square dan Koreatown.
Daya tarik utama Mixue adalah strategi harganya yang murah. Kebanyakan menunya dihargai antara US$1,99 sampai US$4,99. Produk andalannya termasuk es krim khas Mixue seharga US$1,19, es lemonade US$1,99, latte US$2,99, dan bubble tea mulai dari US$3,99. Strategi ini bikin Mixue mudah diterima di berbagai kalangan, apalagi dengan maskot manusia salju dan lagu temanya yang mudah diingat.
“Biarkan orang-orang di seluruh dunia bisa menikmati makanan dan minuman enak hanya dengan dua dolar Amerika,” kata Pendiri Mixue, Zhang Hongchao.
Manajemen Mixue menegaskan kalau pembukaan toko pertama di AS ini adalah langkah awal. Mereka akan aktif mendorong strategi globalnya. Dengan pasar AS yang sangat besar, toko pertama ini jadi titik awal yang penting.
"Ke depannya, kami akan memperluas jaringan secara bertahap agar makin banyak konsumen lokal yang bisa nikmati minuman berkualitas dengan harga terjangkau," tulis perusahaan dalam pernyataannya.
Halaman Selanjutnya
Mixue mendapat untung yang tinggi karena mereka punya rantai pasokan yang dikelola sendiri. Mulai dari bahan baku sampai distribusi, semuanya lewat sistem digital yang terintegrasi.