Sabtu, 25 Oktober 2025 – 02:00 WIB
Moskow, VIVA – Vladimir Putin mengatakan Rusia tidak akan pernah menyerah pada tekanan dari Amerika Serikat. Namun, dia mengakui bahwa sanksi-sanksi baru tersebut bisa menyebabkan beberapa kerugian di bidang ekonomi. Hal ini disampaikan saat China dan India dilaporkan mengurangi impor minyak dari Rusia. Pengurangan ini terjadi setelah Washington memberlakukan sanksi kepada dua produsen minyak terbesar milik Moskow.
Vladimir Putin menyebut langkah AS ini sebagai tindakan yang tidak bersahabat dan tidak akan membantu menormalkan hubungan antara Moskow dengan Washington.
AS, pada hari Rabu, memberlakukan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia, yaitu Rosneft dan Lukoil, beserta hampir tiga puluh lebih anak perusahaannya. Tindakan ini diambil saat pemerintahan Trump meningkatkan tekanan pada Kremlin untuk merundingkan akhir dari perang melawan Ukraina.
Secara terpisah, Uni Eropa juga menyetujui larangan bertahap untuk impor gas alam cair dari Rusia. Mereka juga menambahkan dua kilang minyak China ke dalam daftar sanksi untuk Rusia.
Tindakan terhadap Rosneft dan Lukoil – yang bersama-sama menyumbang hampir separuh dari ekspor minyak mentah Rusia – ini adalah sanksi pertama terhadap Moskow sejak Donald Trump kembali memimpin Gedung Putih pada bulan Januari lalu. Sanksi ini bertujuan memutus pendapatan vital dari minyak yang mendanai perang Kremlin.
Washington berharap sanksi ini, yang telah menyebabkan kenaikan harga minyak global hingga 5%, akan mendesak Putin untuk kembali ke meja perundingan dengan cara menghantam perekonomian Rusia.
Pemimpin Rusia itu menggambarkan sanksi AS sebagai "tindakan tidak bersahabat yang tidak memperbaiki hubungan Rusia-Amerika" dan "sebuah upaya untuk menekan Rusia". Menurutnya, usaha ini sia-sia dan akan ada konsekuensinya.
"Tidak ada negara yang memiliki harga diri yang akan melakukan apapun dibawah tekanan," tambah Putin dalam komentarnya kepada para wartawan Rusia.
India-China ‘Selingkuhi’ Rusia
Meskipun dia mengatakan sanksi baru ini tidak akan berdampak besar bagi Rusia, Putin mengakui bahwa "beberapa kerugian diperkirakan akan terjadi".
Dia juga menyarankan agar Trump "memikirkan sebenarnya siapa yang diperjuangkan oleh pemerintahannya" ketika para penasihat mendesaknya untuk menjatuhkan sanksi minyak terhadap Rusia. Putin memperingatkan bahwa tindakan tersebut akan memicu kenaikan harga.
Putin juga memperingatkan Trump tentang respons yang "sangat kuat, bahkan mungkin berlebihan" jika Rusia diserang dengan rudal jelajah Tomahawk AS, yang selama ini ingin didapatkan Ukraina dari Washington namun selalu gagal.