Putin dan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa Awalnya Musuh, Kini Berkomunikasi via Telepon

loading…

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa kontak telepon untuk pertama kalinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/Anadolu

DAMASKUS – Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menekankan hubungan strategis yang kuat antara negaranya dan Rusia selama panggilan telepon dengan Presiden Vladimir Putin.

Kepresidenan Suriah pada hari Rabu mengonfirmasi kontak telepon kedua pemimpin tersebut.

Itu menjadi momen unik karena dulunya Putin menjadi sekutu rezim Bashar al-Assad dalam memerangi kelompok pemberontak yang dipimpin al-Sharaa—pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Ahmed al-Sharaa meluncurkan pemberontakan yang berhasil menggulingkan Assad pada akhir tahun lalu. Assad dan keluarganya kemudian melarikan diri ke Rusia dan diberi suaka.

“Al-Sharaa menekankan hubungan strategis yang kuat antara kedua negara dan keterbukaan Suriah terhadap semua pihak dengan cara yang melayani kepentingan rakyat Suriah dan memperkuat stabilitas dan keamanan Suriah,” bunyi pernyataan Kepresidenan Suriah, sebagaimana dilansir Al Arabiya English, Kamis (13/2/2025).

Pernyataan itu menambahkan bahwa Putin menyampaikan undangan resmi kepada Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani untuk mengunjungi Rusia.

Kremlin sebelumnya mengatakan bahwa Putin dan al-Sharaa melakukan panggilan telepon pertama mereka sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad tahun lalu.

Moskow sangat ingin mengamankan dua pangkalan militernya di Suriah, yang keduanya menjadi rentan setelah Assad digulingkan oleh pasukan oposisi dalam kemunduran besar bagi kebijakan luar negeri Rusia.

“Vladimir Putin mendoakan keberhasilan Ahmed al-Sharaa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi oleh pemimpin baru negara itu demi kepentingan rakyat Suriah,” kata Kremlin dalam pernyataan, mengutip rincian panggilan telepon tersebut.

“Pihak Rusia menekankan posisi berprinsipnya dalam mendukung persatuan, kedaulatan, dan integritas teritorial negara Suriah,” imbuh Kremlin.

Pimpinan baru Suriah pada bulan lalu mendesak Moskow untuk “mengatasi kesalahan masa lalu” selama pembicaraan dengan pejabat Rusia, yang menurut mereka telah menyentuh “perang brutal yang dilancarkan oleh rezim Assad.”

MEMBACA  Erdoğan mengatakan Turki hampir menyelesaikan serangan di Irak dan Suriah

(mas)

Tinggalkan komentar