Kamis, 01 Februari 2024 – 15:16 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memutar sebuah rekaman percakapan yang berisi suara perempuan yang berisi tentang upaya penurunan bendera PDIP ketika kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Hasto memutar rekaman percakapan itu saat menggelar konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (1/2). Foto: PDIP
jpnn.com, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memutar sebuah rekaman percakapan yang berisi suara perempuan yang berisi tentang upaya penurunan bendera PDIP ketika kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Hasto memutar rekaman percakapan itu saat menggelar konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2).
Dalam rekaman itu, sang perempuan menyampaikan kondisi Kabupaten Gunungkidul, DIY, yang mencekam ketika Jokowi datang. Mobil tank dan mobil Brimob lalu-lalang.
“Seperti mau perang. Saya sebagai ketua partai, saya ditelepon oleh, yang saat itu dimarahi dua orang yang mengaku Paspamres untuk menurunkan bendera,” ungkap Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih dalam rekaman tersebut.
Endah menanyakan mengapa Jokowi sampai takut dengan bendera PDIP. Dia didatangi oleh dua Paspampres dan diminta untuk menurunkan bendera PDIP.
Menurut Endah, alasan Paspampres ialah ingin mengamankan Presiden Jokowi. “Presiden nanti mau jalan minimal jalan yang mau dikasih presiden untuk tidak dipasang bendera,” kata dia.
Endah menyampaikan perjalanan Jokowi dari Yogyakarta sampai Gunungkidul sangat panjang. Di sisi lain, bendera PDIP yang sudah terpasang mencapai 3 ribu.
“Saya tidak mau menurunkan kecuali ini perintah presiden silakan saudara turunkan dan saya akan menemui. Mereka menyampaikan kami tidak bisa menurunkan, bu, karena yang pasang bukan saya jadi ibu yang harus turunkan,” kata dia.
Hasto memutar rekaman percakapan itu saat menggelar konferensi pers di Kantor DPP PDIP.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News