Dahlan Iskan
Selasa, 02 Juli 2024 – 07:44 WIB
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com
jpnn.com – SUATU saat saya bertemu anak muda. Asalnya kota kecil. Nilai di sekolahnya biasa-biasa saja. Dia pun hanya tamat SMA. Tidak kuliah. Namun dia punya kemampuan –yang bagi orang lama seperti saya– menakjubkan.
Tentu dia punya nomor telepon banyak orang, termasuk nomor HP yang saya pegang. Saya pun ingin mengujinya.
\”Silakan Anda bajak nomor saya ini,\” kata saya.
Anak muda itu pun main-main sebentar dengan HP miliknya. Lalu teman di sebelah saya menerima WA. Dari saya. Dari nomor saya. Dengan foto wajah saya di nomor itu.
Padahal, saya lagi ngobrol asyik dengan beberapa teman di situ. Saya memang pegang HP, tetapi tidak melakukan apa pun. Tiba-tiba ada yang menerima WA dari nomor saya.
Anak itu bisa \’’mencuri\’’ password saya. Tentu dia hanya sekali itu saja melakukannya. Dia berjanji tidak akan melakukan lagi kirim WA sebagai saya.
Katanya: tadi itu hanya untuk membuktikan bahwa dia punya kemampuan seperti itu.
Itu setahun lalu. Bulan itu saya masih bertemu lagi beberapa kali dengannya lalu tidak bertemu lagi. Saya pun lupa kalau pernah punya teman semuda dan sehebat itu.
Anak muda itu pun main-main sebentar dengan HP miliknya. Lalu teman di sebelah saya menerima WA. Dari saya. Dari nomor saya dengan foto wajah saya di nomor itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
\”