Puluhan Penumpang Singapore Airlines SQ321 Mengalami Cedera pada Otak dan Sumsum Tulang Belakang

Pada Jumat, 24 Mei 2024 – 04:36 WIB

Thailand – Pesawat Boeing 777-300 milik Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321 yang sedang dalam perjalanan dari London menuju Singapura, mengalami turbulensi hebat dan terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, pada hari Selasa, 21 Mei 2024.

Baca Juga :

Viral Aksi Brutal Oknum Brimob Aniaya Tukang Becak, Polda Sumut Buka Suara

Pesawat buatan Amerika Serikat tersebut mengalami turbulensi saat berada di atas Cekungan Irrawaddy, Myanmar, pada ketinggian 37.000 kaki atau sekitar 11.277 meter.

Keadaan Saat Singapore Airlines Turbulensi (Doc: X)

Photo :

VIVA.co.id/Natania Longdong

Baca Juga :

Aksi Inspiratif IPDN, Gotong Royong Bantu Korban Longsor dan Banjir di Sumbar

Insiden tersebut menyebabkan satu penumpang meninggal dunia dan 30 lainnya mengalami luka-luka. Pesawat tersebut membawa 211 penumpang dan 18 awak kabin.

Melansir dari kantor berita CNA yang berbasis di Singapura, beberapa penumpang dalam penerbangan tersebut mengalami cedera otak dan sumsum tulang belakang.

Baca Juga :

Diduga Karena Cemburu, Perawat di Lampung Tengah Babak Belur Dianiaya Pacar

Adinun Kittiratanapaibool, direktur rumah sakit Samitivej Srinakarin di Bangkok, mengatakan bahwa ada 22 pasien yang mengalami cedera tulang belakang dan sumsum tulang belakang. Sementara 6 pasien lainnya yang kondisinya kritis mengalami cedera tengkorak dan otak, dan saat ini sedang mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, Bangkok.

Dirinya menyatakan bahwa belum bisa dipastikan apakah ada risiko kelumpuhan permanen bagi pasien akibat cedera yang mereka alami, karena masih terlalu dini untuk menentukannya.

Dilaporkan sebelumnya, Singapore Airlines telah merilis daftar kewarganegaraan penumpang SQ321. Dalam daftar tersebut, terdapat dua warga negara Indonesia di antara total 211 penumpang dalam pesawat yang mengalami turbulensi.

MEMBACA  Diamondback Energy dan Endeavor Energy mengakhiri penggabungan untuk menciptakan perusahaan senilai $50 miliar.

Direktur Bandara Suvarnabhumi Bangkok, Kittipong Kittikachorn, mengatakan bahwa bandara menerima panggilan darurat dari penerbangan Singapore Airlines pada pukul 15.35 waktu setempat. Pilot melaporkan adanya penumpang yang terluka akibat turbulensi, dan meminta pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok.

Halaman Selanjutnya

Dirinya menyatakan bahwa belum bisa dipastikan apakah ada risiko kelumpuhan permanen bagi pasien akibat cedera yang mereka alami, karena masih terlalu dini untuk menentukannya.